Techno

Google Pastikan Pelacak Covid-19 Hadir untuk Android

Channel9.id-Jakarta. Google, bersama Apple, tengah mengembangkan sistem pelacak virus Corona. Google telah memastikan pembaruan sistem ini akan disebarkan lewat Google Play Services.

Upaya distribusi ini dilakukan demi memastikan lebih banyak ponsel Android yang menerima update. Nantinya update ini akan tersedia untuk ponsel dengan Android Marshmallow 6.0 ke atas, dikutip dari The Verge, Selasa (14/4).

Sebelum Google mengkonfirmasi, banyak yang mempertanyakan bagaimana cara mendistribusikannya. Pasalnya, apabila digulirkan dengan update sistem operasi penuh pasti akan terhambat oleh penundaan dari pihak vendor dan operator.

Dengan memanfaatkan Google Play Services, update ini bisa langsung diluncurkan di banyak ponsel Android sekaligus dalam waktu bersamaan.

Sistem update ini, menurut Google, akan dilakukan untuk dua fase dari kerangka sistem contact tracing. Pertama, peluncuran application programming interface (API) awal yang direncanakan pada bulan Mei mendatang. Kedua, menerapkan API ke dalam sistem operasi. Belum diketahui kapan fase kedua ini akan digulirkan, namun Google dan Apple mengatakan update ini akan datang dalam beberapa bulan kemudian.

Kendati begitu, Google masih harus menghadapi masalah dari ponsel Android yang tidak mendukung Google Play Services, seperti ponsel Android di Cina dan ponsel Huawei–yang dijual setelah dijatuhkannya blacklist dari pemerintah AS. Khusu untuk ponsel ini, Google berencana menerbitkan kerangka yang bisa digunakan perusahaan-perusahaan tersebut untuk meniru sistem contact tracing yang dikembangkan oleh Google dan Apple. Setelah itu, semuanya bergantung pada Huawei dan vendor asal Cina lainnya untuk menggunakan sistem tersebut atau tidak.

Google dan Apple mengumumkan sistem pelacakan penyebaran virus corona ini pertama kali pada akhir pekan lalu. Sistem ini memanfaatkan sambungan Bluetooth Low Energy (BLE) untuk melakukan contact tracing.

Rencananya, API sistem ini akan diperkenalkan di Android dan iOS pada pertengahan Mei mendatang. Kemudian datanya bisa diimplementasikan ke aplikasi milik badan kesehatan masyarakat di setiap negara.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +  1  =