Nasional

Gunung Semeru Erupsi dan Mengeluarkan Letusan

Channel9.id-Lumajang. Gunung Semeru meletus sebanyak dua kali. Erupsi Gunung Semeru tersebut masing-masing terjadi pada Jumat pagi dan sore, dengan ekskalasi letusan yang berbeda.

Pada Jumat pagi, sebagaimana laporan di laman Magma Indonesia, Gunung Semeru meletus saat pukul 05.53 WIB. Erupsi gunung Semeru ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 129 detik.

Letusan gunung api di Jawa Timur tersebut juga memicu kolom abu setinggi sekitar 400 meter di atas puncak. Kolom abu hasil erupsi Gunung Semeru pada Jumat pagi terpantau berwarna kelabu dengan intensitas sedang. Asap kolom abu Semeru terlihat mengarah ke timur laut.

“Teramati dua kali letusan di Gunung Semeru dengan warna asap putih kelabu setinggi 400 meter pada pagi hari dan sorenya setinggi 600 meter yang condong ke arah utara,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan saat dihubungi dari Lumajang, Sabtu.

Erupsi pada Jumat (17/1) pagi terekam di seismogram berlangsung kurang lebih dua menit sembilan detik dengan amplitudo maksimum 25 mm. Tinggi kolom abunya sekitar 400 meter di atas puncak (sekitar 4.076 mdpl), menurut PVMBG.

“Sorenya erupsi terekam di seismogram beramplitudo maksimum 24 mm selama kurang lebih satu menit 39 detik dengan kolom abu setinggi 600 meter di atas puncak (4.276 mdpl) yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal yang condong ke arah utara,” kata Hendra.

Selama 24 jam pengamatan menurut Hendra, Gunung Semeru mengalami 23 kali gempa letusan dengan amplitudo 9-23 mm selama 23-221 detik dan empat kali gempa guguran dengan amplitudo 3-9 mm selama 68-122 detik. Terpantau pula empat kali gempa embusan dengan amplitudo 3-8 mm, berdurasi 40-67 detik.

“Erupsi seperti itu di Gunung Semeru sering terjadi karena menandakan gunung api tersebut masih aktif,” katanya.

Hendra mengungkapkan bahwa gunung setinggi 3.676 mdpl itu tidak mengalami peningkatan aktivitas dan statusnya masih Waspada (Leve lII). Dengan status tersebut, warga dan pendaki tidak boleh melakukan aktivitas di dalam radius satu kilometer dari puncak dan jalur sejauh empat kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan Jonggring Seloko sebagai alur luncuran awan panas.

“PVMBG merekomendasikan agar masyarakat dan pendaki mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru,” kata Hendra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

55  +    =  60