Channel9.id – Jakarta. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia berkelakar kepada mahasiswa bahwa mereka kemungkinan akan lebih jahat dibandingkan dirinya jika kelak menjadi seorang pejabat
Hal itu disampaikan Bahlil saat menjadi pembicara dalam acara Simposium Demokrasi dan Deklarasi Pemilu Damai Mahasiswa Indonesia di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Sabtu (23/12/2023).
Mulanya, ia menjelaskan bahwa Indonesia emas akan mulai terjadi pada tahun 2035. Nantinya, kata Bahlil, sebanyak 60 persen orang berada pada usia produktif.
“Negara kita inginkan mau menuju Indonesia emas, bonus demografi puncaknya 2035, 60 persen usia produktif. Persoalannya adalah kalau usia produktif ini kita mau salurkan ke mana, dan ingat loh, masa emas itu ada pada kalian,” kata Bahlil dikutip dari kanal Youtube Progressive Democracy Watch, Minggu (24/12/2023).
Ia pun bercerita saat menjadi seorang aktivis, dirinya kerap kali marah ketika melihat mobil-mobil mewah pejabat yang berjalan dengan pengawalan. Bahkan, ia mengaku sempat terpikir untuk melempari mobil tersebut.
Namun, perasaan itu berubah ketika dia memiliki uang dan kekuasaan.
“Dulu waktu saya aktivis, waktu miskin, lihat mobil bagus kita marah, ngelempar saja itu mobil apalagi kalau pakai pengawalan, paling benci saya. Begitu punya duit, bisa punya mobil bagus, enak juga barang ini,” ujarnya.
“Dulu kita mau makan bakso saja boleh, sekarang makan di bintang lima boleh. Enak juga barang ini. Dulu kita benci pakai pengawal, begitu jadi Menteri ada pengawal. Ah paten juga barang ini,” lanjutnya sambil diikuti gelak tawa mahasiswa yang hadir.
Ia pun menyampaikan kepada para mahasiswa yang hadir agar tidak mudah menganggap pemerintah oligarki. Bahlil mengatakan jika pada saatnya mereka menjadi pejabat, bisa saja generasi muda itu berlaku lebih jahat dari pemerintah saat Ini.
“Saya mau menyampaikan ke kalian, jangan coba-coba bilang bahwa kita-kita oligarki, tunggu kalian semua tunggu. Begitu suatu saat kalian jadi pejabat, jadi orang kaya, mungkin kelakuan kalian akan lebih jahat dari pada saya,” tuturnya.
“Oligarki itu juga enak. Guyon ya guyon,” imbuh Bahlil.
HT