Hot Topic

Hadiah 1 Juta Dolar HK untuk Informasi Perusak Bendera China

Channel9.id-Jakarta. Selama lebih dari dua bulan, unjuk rasa menolak RUU Ekstradisi masih terus menerus melanda Hong Kong. Bentrokan antara massa pengunjuk rasa dengan polisi pun tidak bisa dihindarkan. Akhir pekan, massa kembali melakukan unjuk rasa. Aksi massa pro demokrasi itu pun semakin berani.

Sebagaimana dilansir Sky News, seorang pria berpakaian hitam dengan topi bisbol dan scarf yang menutupi wajahnya, memanjat tiang bendera dan menarik bendera China lalu membuangnya ke laut di Star Ferry, Kowloon, Hongkong, Sabtu (3/8) waktu setempat.

Tindakan itu memicu reaksi dari mantan Kepala Eksekutif Hong Kong CY Leung, yang menawarkan 1 juta dolar Hong Kong atau setara Rp 1,8 miliar, bagi siapapun yang dapat memberikan informasi identitas pelaku. Leung menyebut pelaku perusak dan pembuang bendera China itu “orang gila”, harus bertanggung jawab atas tindakannya. Leung menilai pria itu akan memprovokasi “kebencian luar biasa dari seluruh bangsa”.

Pihak kepolisian mengatakan, mereka telah menahan lebih dari 20 orang selama aksi protes pada Sabtu lalu, dimana pengunjuk rasa memblokir jalan dan menyerang satu kantor polisi. Mereka ditahan karena berkumpul tanpa izin, melakukan penyerangan, dan pelanggaran lainnya setelah pawai yang berujung rusuh antara pendemo dan polisi.

Puluhan ribu orang berjalan melewati titik yang telah disepakati dengan pihak kepolisian dan kemudian masuk area Mong Kok, Kowloon, satu area perbelanjaan yang populer di kalangan turis.

Polisi mengatakan, beberapa tindakan kekerasan dari pengunjuk rasa yakni melemparkan bom molotov, batu bata, botol gelas, dan benda lainnya kepada aparat dan menolak untuk mundur ke lokasi yang telah disepakati.

Unjuk rasa yang telah berlangsung lebih dari empat minggu ini, menimbulkan kekhawatiran masyarakat Hong Kong. Massa pun terbelah menjadi dua kubu, massa pro demokrasi dan massa pro polisi.

Massa pro demokrasi mengenakan pakaian hitam, sementara massa pro polisi memakai baju putih. Untuk menghindari gas air mata dari polisi, massa berbaju hitam juga mengenakan kacamata dan masker. Mereka juga melengkapi diri dengan memakai helm dan membawa tongkat.

Berawal dari aksi protes menolak RUU Ekstradisi yang dilontarkan oleh Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, yang dianggap mengabaikan suara masyarakat Hong Kong dan menolak menunda pembahasan RUU Ekstradisi, massa turun ke jalan-jalan di Hong Kong.

Sebagaimana diketahui, parlemen Hong Kong tengah menggodok RUU Ekstradisi yang memungkinkan seorang tersangka bisa diadili di luar negeri, termasuk di China. Namun, RUU Ektradisi tersebut ditentang warga Hong Kong, karena khawatir akan sistem pengadilan China yang kerap dianggap bias dan dipolitisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

82  +    =  88