Sritex Grup
Ekbis

Hampir 11 Ribu Pekerja Tekstil Di-PHK, Gara-Gara Impor?

Channel9.id, Jakarta – Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) melaporkan sebanyak 10.800 pekerja tekstil terkena pemutusan hubungan kejar (PHK) dari 5 pabrik pada periode Januari-Mei 2024. Hal tersebut ditengarai karena pesanan tekstil yang masih lemah lantaran pasar domestik dijejali produk impor.

Presiden KSPN Ristadi mengungkapkan ada beberapa pabrik lokal yang akhirnya tutup karena tidak ada order sama sekali. Tak hanya lokal, pasar ekspor pun masih dalam tren menurun.

“Yang lokal karena pasar dalam negeri dipenuhi oleh barang-barang tekstil impor khususnya dari China, sehingga produk tekstil dalam negeri tidak bisa laku karena kalah harga jual,” ujar Ristadi, dikutip Jumat (7/6/2024).

Ristadi memberikan data pabrik yang tutup dam melalukan PHK awal 2024, yaitu PT Sai Apparel di Semarang tutup dan PHK 8.000 pekerja.

Kemudian, PT Sinar Panca Jaya di Semarang melakukan efisiensi sebanyak 400 pekerja. Lalu, PT Pulomas Bandung memangkas pekerja 100 orang, PT Alenatex Bandung tutup dan PHK 700 pekerja, serta PT Kusuma Grup Karanganyar di Jawa Tengah tutup dan PHK 1.600 pekerja.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) proporsi  tenaga kerja pada sektor industri manufaktur subsektor tekstil terus mengalami pelemahan. Pada 2018 serapannya mencapai 1,11% turun menjadi 1% pada 2019 dan turun menjadi 0,86% pada 2020 hingga di posisi 0,82 pada 2022.

Di sisi lain, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menepis industri tekstil mulai melempem. Sebab, capaian investasi di sektor industri tekstil, kulit, dan alas kaki Indonesia terus mengalami peningkatan.

Menurut Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kemenperin, Adie Rochmanto, dari investasi sebesar Rp 24,6 triliun di 2022 menjadi Rp 27,9 triliun di 2023.

Lalu pada triwulan I 2024, nilai investasi di sektor tersebut mencapai Rp 6,9 triliun. Menurutnya, capaian itu sekaligus membantah anggapan bahwa industri tekstil, kulit, dan alas kaki dalam negeri mulai redup.

“Pada tahun 2022 tercapai sebesar Rp 24,6 triliun. Dan pada 2023 tercapai sebesar Rp 27,9 triliun. Pada triwulan I 2024 nilai investasi industri tekstil dan pakaian jadi, serta industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki tercapai sebesar Rp 6,9 triliun,” ujar Adie dalam konferensi pers di kantornya, Senin (3/6/2024).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  8  =  14