Channel9.id-Jakarta. Pembahasan mengenai Penjabat Gubernur DKI Jakarta kian santer seiring mendekatnya masa akhir jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya, Ahmad Riza Patria. Berbagai pihak menyorot hal tersebut, termasuk milenial.
Diketahui, baik Anies Baswedan maupun Ahmad Riza Patria bakal menanggalkan jabatannya saat ini per 16 Oktober 2022.
Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPRR) Aji Pangestu mengatakan bahwa penting bagi generasi muda untuk memerhatikan penunjukan penjabat itu. Utamanya, karena “tak ada pemilihan dari masyarakat karena merupakan otorisasi dari pemerintah—di mana penjabat ditetapkan oleh presiden,” ujarnya dalam diskusi bertajuk ‘Kata Millenial tentang PJ Gubernur DKI Jakarta’ di Kedati Tempo, Utan Kayu, Jakarta, Kamis (6/10).
Diharapkan pula penjabat bisa melanjutkan program pemerintah sebelumnya. Pun bisa menyelesaikan tugas yang belum diselesaikan pada masa Anies-Riza, seperti banjir hingga pengangguran.
Senada dengan Aji, Praktisi Inovasi Digital Anjani Amitia Kirana juga menilai bahwa penjabat harus bisa memaksimalkan kinerja agar pekerjaan rumah tadi bisa diatasi. Untuk mewujudkan hal ini, kata dia, salah satunya bisa dengan memanfaatkan teknologi digital.
“Adanya digitalisasi bisa membuka ruang milenial dari berbagai daerah untuk berkolaborasi dan memberikan solusi, tanpa ada sekat namun tetap ada orkestrasi dari pemerintah,” ka Anjani.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kata Rakyat Alwan Riantoby menambahkan bahwa penunjukkan penjabat bisa dilihat dari objektif. Sehingga presiden harus mampu menunjuk orang yang tepat menjadi penjabat. Sementara dari sisi subjektivitasnya, sosok ini tak boleh berasal dari mereka yang punya kepentingan tertentu, harus dari birokrasi murni.
“Dengan masyarakat heterogen di Jakarta, tentunya kaum milenial juga berharap sosok Pj gubernur DKI yang terpilih mampu menjaga perdamaian di tengah masyarakat,” tutur Alwan. Ia juga menambahkan bahwa penjabat harus punya pemahaman tentang Jakarta.
Lebih lanjut, Alwan percaya bahwa tiga sosok calon penjabat—yakni Bahtiar Baharuddin, Heru Budi, dan Marullah Matali—memiliki pengalaman panjang dan kapasitas yang mumpuni. Serta tak punya rekam jejak korupsi.
“Yang harus di-highlight tentu adalah sosok terpilih Pj gubernur DKI harus memiliki pemahaman akan mampu lokalitas Jakarta, dan tak lahir dari dugaan korupsi masa lalu,” tandasnya.