Channel9.id – Jakarta. Guru Besar Sejarah Universitas Malang Hariyono menyatakan, ilmu pendidikan di Indonesia perlu memperkuat karakter manusia Indonesia yang membudaya. Tidak diperkuatnya hal itu akan membuat ilmu pendidikan menjadi abstrak.
Menurut Wakil Kepala BPIP ini, ilmu pendidikan harus mampu menumbuhkan pengetahuan berdasarkan hakikat manusia Indonesia dan hakikat kehidupan sosial budaya manusia Indonesia. Ilmu pendidikan perlu kembali menumbuhkan jati diri bangsa.
“Kerugian besar dari kolonialisme dan imperialisme bukan hanya hilangnya aset ekonomi. Kerugian terbesarnya yakni hilangnya karakter bangsa yang percaya diri dan biasa berpikir merdeka,” katanya dalam Webinar FDP IKA UNJ, Rabu (4/11).
Mengutip HAR. Tilaar, Hariyono menyampaikan, ada dua unsur yang membuat manusia membudaya. Unsur pertama yakni kebebasan untuk memilih. Baginya, tanpa kebebasan tidak mungkin ada kreatifitas dan partisipasi.
“Kedua, struktur dunia pengalaman itu sendiri yang memberi peluang terhadap perubahan. Artinya, suatu struktur dunia pengalaman yang terbuka. Keterbukaan struktur bukan berarti suatu keterapungan, tetapi tetap berakar pada suatu akumulasi pengalaman yang terpilih serta masuknya unsur-unsur pengalaman dari luar yang bermanfaat dan bersifat memperkaya,” katanya.
Dalam membentuk karakter manusia Indonesia yang membudaya, Hariyono menilai, pemikiran Ki Hadjar Dewantara masih relevan untuk dibahas. Salah satunya tentang asas kemerdekaan.
“Asas kemerdekaan; berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dapat mengatur diri sendiri. Namun, sayang sekali pemikiran dan ajaran K.H.D. kini nyaris menjadi slogan-slogan tanpa arti. Kita tenggelam dan mengenal teori-teori asing, termasuk pengenalan kita mengenai teori-teori Pendidikan,” katanya.
Hariyono pun menilai, Pancasila bisa menjadi pedoman yang sesuai untuk membentuk karakter manusia yang membudaya. Lantaran, Pancasila sudah menjadi landasan jiwa, kemauan dan tindakan.
(HY)