Hashim bersama Gus Ipul
Nasional

Hashim Djojohadikusumo Kenang Perjuangan Gerindra Kawal UU Disabilitas sejak 2013

Channel9.id, Jakarta — Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengenang kembali perjalanan panjang partainya dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas. Hal itu disampaikan dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jakarta Selatan, Senin (8/12/2025).

Dalam sambutannya, Hashim menuturkan bahwa Gerindra memulai perjuangan dari posisi yang tidak diunggulkan. Pada 2013, Gerindra masih menjadi partai kecil di DPR—“partai bocil,” ujarnya—dengan perolehan kursi yang terbatas. Namun, menurutnya, kecilnya kekuatan saat itu justru membuat partai bergerak lebih gesit.

“Waktu itu kita partai ke-8 di DPR RI. Paling kecil, tapi gesit. Yang gesit itu Ibu Sumarjati dari Komisi VIII,” ujar Hashim menceritakan momen awal keterlibatan Gerindra dalam isu disabilitas.

Janji 2013: Mengganti UU Penyandang Cacat

Hashim mengingat betul mandat yang ia terima pada 2013 ketika masih mewakili Prabowo Subianto selaku Ketua Dewan Pembina. Dalam acara di Balai Kartini pada April 2013, ia berjanji bahwa Gerindra akan memperjuangkan hadirnya Undang-Undang Disabilitas yang lebih manusiawi, menggantikan UU Penyandang Cacat yang dianggap tidak lagi relevan.

“Saya bersumpah bahwa Gerindra akan berjuang mewujudkan UU Disabilitas. Ini untuk membangun martabat kita. Saat itu statistik menunjukkan ada 28 juta penyandang disabilitas—10% dari total penduduk Indonesia,” katanya.

Menurut Hashim, komitmen itu tidak pernah padam. Hingga kini, Gerindra menempatkan peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup penyandang disabilitas sebagai agenda prioritas, terlebih setelah partai berada dalam posisi pemerintahan.

Di balik perjuangan politik tersebut, Hashim membuka sisi personal yang turut menguatkan komitmennya. Ia mengaku sudah mengetahui bahwa keluarganya akan menyambut kelahiran cucunya, Wirawardhana, pada 2017. Sang cucu lahir dengan Down syndrome.

“Saya ikut memperjuangkan UU Disabilitas sebelum cucu saya lahir. Mungkin Tuhan sudah menyiapkan jalan agar saya bisa menghayati perjuangan saudara-saudara lebih dalam,” ucapnya. “Sampai hari ini saya merasakan kesulitan yang dialami saudara-saudara kita.”

Hashim mengatakan pengalaman pribadi itu membuatnya semakin memahami pentingnya aksesibilitas. Ia mencontohkan, kantor Gerindra kini telah dilengkapi huruf braille di lift untuk memudahkan kader tunanetra.

Dalam forum tersebut, Hashim juga mendengar berbagai aspirasi penyandang disabilitas, termasuk dari tokoh-tokoh seperti Fatimah dan Sumarjati. Ia menegaskan bahwa pemerintahan saat ini bertekad mewujudkan harapan komunitas disabilitas karena Gerindra sudah berada di posisi eksekutif.

“Insyaallah kita bisa wujudkan harapan-harapan itu karena kita kini berada dalam kekuasaan,” tegasnya.

Hashim menutup pidatonya dengan menyinggung visi besar pemerintahan Prabowo Subianto. Menurutnya, setelah 80 tahun Indonesia merdeka, bangsa ini harus memasuki stanza kedua: Indonesia Bahagia.

“Tujuan kabinet Merah Putih adalah mewujudkan Indonesia Bahagia. Kemudian stanza ketiga adalah Indonesia Abadi. Sebab jika Indonesia tidak bahagia, belum tentu Indonesia abadi,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +    =  14