Channel9.id-Jakarta. TikTok masih menjadi juara bertahan sebagai aplikasi terpopuler dan paling banyak diunduh di dunia. Berbagai riset sudah membuktikan hal ini. Sayangnya, fakta ini bisa memberi konsekuensi serius bila TikTok justru memberi informasi yang “misleading” atau menyesatkan. Benar saja, baru-baru ini, seorang ahli menunjukkan bahwa banyak konten TikTok yang menyesatkan mengenai Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
“Lebih dari setengah video ADHD di TikTok menyesatkan—dan yang mengejutkan, ada lebih dari 2,8 juta penayangan per video dan setiap video dibagikan rata-rata 31.000 kali,” tulis psikolog klinis Dr Jonathan N Stea melalui akun Twitter-nya, dikutip Minggu (26/6).
Ia pun menyertakan bukti berupa jurnal hasil peneltian mengenai hal itu, yang sudah dipublikasi di SAGE Journals. Disebutkan bahwa dari 100 video yang memenuhi kriteria penelitian, 52% dikategorikan menyesatkan, 27% dianggap sebagai pengalaman personal, dan hanya 21% yang dirasa membantu atau berguna.
“Dokter harus menyadari penyebaran luas dari misinformasi kesehatan di platform media sosial dan dampak potensialnya pada perawatan klinis,” tulis kesimpulan penelitian.
Sebagai informasi, pengidap ADHD sulit untuk memusatkan fokusnya. Mereka lebih mungkin mengalami kesulitan belajar, membaca, dan menulis. Selain itu, mereka cenderung hiperaktif.
ADHD ini biasanya dikenal saat masih kanak-kanak. Namun, tak menutup kemungkinan ADHD terbawa hingga dewasa. ADHD tak bisa disembuhkan secara total, tetapi ada untuk meredakan gejalanya agar pasien bisa hidup lebih baik.