Channel9.id-Jakarta. Helikopter MI-17 yang hilang kontak di Oksibil Papua, hingga saat ini masih belum berhasil ditemukan. Pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR Gabungan, namun menginjak hari ke 34 sejak hilang kontak, belum membuahkan hasil.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Eko Daryanto mengatakan pencarian helikopter tersebut di bawah koordinasi Mabes TNI. “Pencarian Heli MI-17 tetap berjalan di bawah koordinasi Mabes TNI,” ujar Eko, Rabu (31/7).
Eko menuturkan TNI sudah mengerahkan berbagai cara untuk mencari keberadaan heli MI-17.
Dalam pencarian lewat udara, Eko menyampaikan Koops TNI Wilayah Papua telah melibatkan 7 pesawat pencari, baik pesawat milik TNI maupun pesawat sipil yang diperbantukan dalam kegiatan Search and Rescue (SAR).
“Penerbangan SAR dilakukan total sebanyak 70 sortie, di mana masing-masing sortie dilakukan selama 1 sampai 2,5 jam terbang,” ujarnya.
Sementara pencarian melalui darat, Eko menyebut melibatkan lebih dari 700 personel gabungan yang terdiri dari 300 personel TNI , 35 personel Polri, 30 personel Basarnas, hingga 400 orang dari unsur Pemda dan masyarakat.
Eko menambahkan, tim telah menyisir melalui udara meliputi seluruh wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang hingga Kabupaten Jayapura bagian selatan dan barat.
“Sedangkan pencarian melalui darat difokuskan di tiga wilayah, yaitu Oksibil, Lereh, dan Kaureh,” ujar Eko.
Pencarian heli MI-17 No Reg HA-5138 dipimpin langsung oleh Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, selaku Panglima Komando Operasi TNI Wilayah Papua.
Sementara itu, DPR mengharapkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengintensifkan pencarian helikopter yang hilang lebih dari sebulan itu.
“Mestinya begitu (KSAD intensifkan upaya pencarian),” kata Anggota Komisi I DPR RI Sukamta, Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Sukamta menuturkan, meski kemungkinan untuk menemukan awak helikopter dalam keadaan selamat kecil. Namun, dalam proses pencarian harus tetap ditanamkan harapan kalau korban selamat. “Tentu berharap yang terbaik (bagi para awak dan penumpang Helikopter MI-17),” ujarnya.
Pengamat militer Sidratahta Mukhtar menilai proses pencarian Helikopter MI-17 memang belum maksimal. Ia menyarankan, KSAD menggandeng instansi lain dalam proses pencarian, bisa dengan Basarnas, atau lembaga pemerintah lainnya. “Saya belum lihat KSAD mengambil tindakan cepat. Belum maksimal,” ujarnya di Jakarta, Selasa (30/7).
Helikopter milik TNI AD dengan nomor registrasi HA-5138 itu dikabarkan mulai hilang kontak Umat (28/6) sekitar pukul 11.49 WIT. Heli membawa 12 penumpang beserta kru yang sebelumnya terbang ke Okbibab untuk melakukan pengiriman pasokan logistik untuk prajurit yang bertugas di wilayah tersebut.