Channel9.id, Jakarta – Kabar duka menyelimuti dunia olahraga dan konservasi Indonesia. Mayor Jenderal TNI (Purn) I Gusti Kompyang Manila (IGK Manila) meninggal dunia di RS Bunda Menteng, Senin (18/8/2025) pukul 08.59 WIB pada usia 83 tahun.
Nama IGK Manila dikenal luas di dunia sepak bola. Ia tercatat sebagai manajer Timnas Indonesia ketika Skuad Garuda meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina, usai menundukkan Thailand melalui adu penalti 4-3 di partai final.
Selain itu, kiprahnya di level klub juga meninggalkan prestasi besar. Ia menjadi manajer Persija Jakarta yang sukses menjuarai Liga Indonesia 2001, serta membawa Bandung Raya meraih gelar pada 1996.
Di luar sepak bola, IGK Manila berperan besar dalam mengembangkan wushu di Indonesia. Sejak 1992 ia menjabat sebagai Ketua Umum PB Wushu Indonesia dan berjasa memopulerkan olahraga ini di Tanah Air. Atas dedikasinya, ia dijuluki sebagai “Bapak Wushu Indonesia.”
Komandan Operasi Ganesha
Nama IGK Manila juga tak bisa dilepaskan dari dunia konservasi. Pada awal 1980-an, ia dikenal sebagai Komandan Operasi Ganesha, sebuah program monumental pemindahan gajah liar ke Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur.
Inisiatif ini dimulai pada 1982 ketika ia menjabat Pangdam II Sriwijaya. Program tersebut bertujuan mengatasi konflik antara manusia dan gajah yang sering merusak lahan perkebunan dan pemukiman warga. Pada 1984, ia memimpin program Tata Liman di Lampung yang menggiring kawanan gajah dari Gunung Madu, Lampung Tengah, menuju Way Kambas.
Pemindahan gajah terus berlanjut hingga 1997, mencakup wilayah Gunung Betung, Mesuji, Gedung Aji Dipasena, hingga Lampung Barat. Dari sinilah berdiri Pusat Latihan Gajah Way Kambas pada 1986, yang kemudian berkembang menjadi Pusat Konservasi Gajah.
Menurut Nazarudin, anggota tim Tata Liman, proses pemindahan gajah penuh kisah emosional. Ia mengenang bagaimana induk gajah melindungi anak-anaknya saat menyeberangi sungai, sementara gajah jantan menjaga dari belakang. Solidaritas kawanan itu menjadi pelajaran hidup berharga bagi tim pendamping.
Kini, Operasi Ganesha dikenang sebagai salah satu strategi konservasi satwa terbesar di Indonesia. Program ini tidak hanya menyelamatkan perkebunan dan permukiman, tetapi juga menjadikan TNWK sebagai rumah bagi ratusan gajah sumatera.
Lahir di Singaraja, Bali, pada 8 Juli 1942, IGK Manila menorehkan jejak panjang di berbagai bidang—mulai dari sepak bola, bela diri, hingga konservasi satwa. Prestasi dan dedikasinya membuatnya dikenang sebagai figur yang membawa disiplin, semangat nasionalisme, dan kepeloporan di banyak bidang kehidupan bangsa.