Nasional

IKASA UNJ: Mengesampingkan Sejarah di Kurikulum, Mengoyak Akar NKRI

Channel9.id – Jakarta. Ikatan Alumni Sejarah dan Antropologi (IKASA) UNJ menyampaikan, Sejarah dan NKRI tidak dapat dipisahkan. Sejarah adalah akarnya Republik Indonesia dan merupakan dalil dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan menanggapi rencana Kemendikbud menyederhanakan kurikulum 2013 yang berimbas pada mata pelajaran sejarah di tingkat SMA dan SMK.

“Lahirnya NKRI diilhami munculnya kesadaran sejarah dan kesadaran kebangsaan dari para pendiri republik, di samping romantisme masa lalu seperti Sriwijaya dan Majapahit. Betapa pentingnya sejarah bisa diamati dari Pidato Bung Karno 1 Juni 1945,” kata Ketua IKASA Nicolo Machia Fely, Jumat (18/9).

“Nationale Staat hanya Indonesia seluruhnya, yang telah berdiri dizaman Sri Wijaya dan Majapahit, dan kini pula kita harus dirikan bersama-sama. Karena itu jikalau tuan-tuan terima baik, marilah kita mengambil sebagai dasar negara yang pertama: Kebangsaan Indonesia,” bunyi Pidato Bung Karno 1 Juni 1945.

Kemudian, pentingnya sejarah juga disampaikan Sutan Syahrir saat menyampaikan pidato di hadapan Dewan Keamanan PBB 14 Agustus 1947. Saat itu Indonesia sedang berjuang melakukan diplomasi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

“Buku sejarah kami dan relief-relief yang tercecer di berbagai pulau menjadi bukti dan peradaban budaya yang kami miliki di masa silam. Namun, di bawah Belanda dan kekuasaan kolonial, sejarah kami berubah secara tragis. Penindasan dan eksploitasi Belanda tidak hanya berakibat pada kemunduran dan ketertinggalan kami, tetapi juga hancurnya negara kami dari sebuah tempat yang tadinya merupakaan kebanggaan masa silam menjadi suatu koloni lemah yang tak bermakna,” bunyi Pidato Syahrir.

Berdasarkan hal itu saja, mempelajari sejarah adalah kewajiban tiap generasi tanpa terkecuali. Tidak ada dalil apapun yang bisa diterima merubah mapel sejarah jadi pilihan dan menghapuskan mapel sejarah di SMK.

“Sebab mempelajari sejarah adalah kewajiban tiap generasi untuk membentuk karakter bangsa, persatuan nasional, dan nilai nilai kebangsaan. Mengesampingkan sejarah di kurikulum nasional, justru mengoyak akarnya NKRI.

Karena itu, IKASA UNJ menolak rencana tersebut. IKASA menyarankan untuk tidak mengotak-atik mata pelajaran sejarah yang sudah diajarkan di sekolah.

(HY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  39  =  41