Iko Uwais Tegaskan Film ‘Timur’ Bukan Hanya Aksi, Tapi Juga Tentang Persaudaraan
Lifestyle & Sport

Iko Uwais Tegaskan Film ‘Timur’ Bukan Hanya Aksi, Tapi Juga Tentang Persaudaraan

Channel9.id-Jakarta. Sebuah film tak hanya hiburan semata, tapi juga menyampaikan pesan. Demikian dengan film Timur yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan karier Iko Uwais. Selama ini dikenal sebagai aktor laga internasional, kini Iko memperluas kiprahnya dengan menjadi sutradara untuk pertama kalinya.

Film ini tidak dimaksudkan untuk menceritakan sejarah secara penuh, meski terinspirasi dari peristiwa Mapenduma 1996. Iko justru mengambil esensi paling dalam dari kejadian tersebut, keberanian, pengorbanan, dan arti persaudaraan. Film ini juga sekaligus menjadi produksi perdana dari rumah produksi miliknya, Uwais Pictures.

Dengan latar hutan dan misi penyelamatan yang berbahaya, TIMUR menggabungkan ketegangan, drama emosional, dan ciri khas aksi yang telah menjadi identitas Iko.

Kisahnya berpusat pada dua anak laki-laki yang tumbuh bersama dan disusui oleh satu ibu. Mereka awalnya bersaudara, bukan karena ikatan darah tetapi karena kedekatan yang dibangun sejak kecil. Seiring berjalannya waktu, keduanya terpisah dan menapaki kehidupan yang sangat berbeda.

Ketika dewasa, nasib mempertemukan mereka kembali dalam kondisi yang bertolak belakang, bahkan membuat mereka harus saling berhadapan sebagai musuh.

Iko menjelaskan bahwa film ini bukan sekadar ajang unjuk aksi, tetapi juga tentang persaudaraan serta menonjolkan Indonesia Timur.

“Ini kan bukan cuma tentang aksi tapi tentang persaudaraan dan juga mengangkat Indonesia Timur,” ujar Iko Uwais saat press screening dan press conference film ‘Timur’ di XXI Epicentrm, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (4/12/2025)

Lebih lanjut, Iko menerangkan kedekatannya dengan budaya Timur karena tumbuh besar bersama teman-teman dari sana. “Saya besar sama orang Timur saya sangat paham banget gesturnya, gerak geriknya dan rasa saling menghormatinya dan emosionalnya orang Timur seperti apa,” terang Iko.

Menurut Iko, meski tampang orang Timur terlihat tegas, justru hati mereka sangat lembut, sesuatu yang ia gambarkan melalui pengakuannya. Karena kedekatan panjangnya dengan masyarakat Indonesia Timur, Iko ingin memastikan representasi budaya dalam film ini terasa nyata. Ia menyampaikan pesan bahwa persahabatan dan persaudaraan tidak ditentukan oleh warna kulit, rambut, atau bentuk wajah.

“Persaudaraan itu tidak mengenal warna kulit dan jenis rambut, walaupun tidak sedarah tapi persaudaraan itu sangat terang,” bebernya.

Hal inilah yang membuat film Timur terasa personal bagi Iko, serta menjadi alasan mengapa ia begitu total menghadirkan gambaran masyarakat Timur dalam setiap dialog, interaksi, dan ekspresi para tokohnya. Proses pembuatan film ini juga tidak mudah. Iko mengenang bagaimana seluruh kru dan pemain harus bekerja keras menghadapi cuaca yang tidak menentu ketika syuting di kawasan hutan Bandung.

“Kita kerja setiap hari, dari pagi sampai malam cuma 6 jam, karena cuaca, pada saat hujan kita harus nunggu, berbecek-becek ria, berhujan-hujanan,” Iko menjelaskan.

Meski penuh tantangan, rasa saling percaya membuat seluruh proses berjalan lancar.

“Bukannya ego yang ditinggikan, apapun yang kita kerahkan… itulah organik yang mereka keluarkan semua di film ini,” tegasnya.

Timur akhirnya berdiri bukan hanya sebagai film laga, tetapi juga sebagai karya yang mengangkat nilai kemanusiaan dan kekuatan persaudaraan. Iko tidak hanya menghadirkan aksi, tetapi juga rasa, budaya, dan sisi emosional yang kuat. Dengan cerita dua saudara yang terpisah lalu bertemu kembali dalam konflik besar, Timur menjanjikan tontonan yang intens dan menyentuh.

Film Timur akan menjadi film yang bukan hanya memacu adrenalin, tetapi juga menyentuh hati. Bagi penikmat film aksi dengan kedalaman cerita, film ini adalah karya yang sayang untuk dilewatkan.

Didukung penuh oleh BNI, Gala Premiere menghadirkan pengalaman sinematik berbeda dengan menyulap Epicentrum XXI menjadi “Hutan Rimba Timur”, yang memberikan kesan imersif bagi para tamu dan media.

Acara dihadiri oleh jajaran produksi serta pemain utama: Iko Uwais, Yentonius Jerriel Ho, Ryan Santoso, Aufa Assegaf, Jimmy Kobogau, Macho Hungan, Yusuf Mahardika, Yasamin Jasem, Amara Angelica, Stefan William, dan lainnya.

Film Timur siap tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 18 Desember 2025.

Kontributor: Akhmad Sekhu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

43  +    =  49