Ilmuwan dan Praktisi Industri Menandatangi Seruan Bahaya AI
Techno

Ilmuwan dan Praktisi Industri Menandatangi Seruan Bahaya AI

Channel9.id-Jakarta. Menyusul perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), arsitek AI, peneliti, teknisi, dan CEO tanda tangani statement bersama.
Center for AI Safety (CAIS), lembaga non-profit asal San Francisco, merilis statement yang menyerukan kerja sama seluruh pihak untuk memperhatikan perkembangan teknologi AI. Alasan utamanya rilis statement tersebut adalah kekhawatiran terhadap potensi berbahaya yang dibawa oleh masifnya perkembangan AI.

“Penanganan potensi kepunahan masal akibat kecerdasan buatan harus menjadi sebuah prioritas global bersama dengan masalah social lain seperti pandemi dan perang nuklir,” Statement sepanjang 22 kata tersebut telah mengumpulkan ratusan tanda tangan. Diantaranya adalah Sam Altman, CEO dari OpenAI yang mengembangkan ChatGPT dan Demis Hassabis, CEO Google Deepmind. Selain itu Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio, merupakan peneliti AI yang memenangkan Turing Award 2018.

Dilansir dari The New York Times, Dan Hendrycks, direktur CAIS menyebutkan bahwa statement yang dirilis oleh organisasinya merefleksikan urgensi mendesak dari AI. Dia menyatakan bahwa statement singkat tersebut tidak menyertakan langkah yang harus diambil oleh berbagai pemangku kepentingan agar tidak menimbulkan ketidaksetujuan.

Statement para ilmuwan terkait resiko bahaya AI.
Statement para ilmuwan terkait resiko bahaya AI.

Perbincangan mengenai AI yang menyebabkan bencana bagi umat manusia bukan merupakan topik baru. Bayang-bayang mengenai AI yang tidak terkendali dan menyebabkan efek merusak entah secara sengaja atau tidak sengaja memiliki tempat di pikiran masyarakat umum dan pakar. Apalagi AI menghadapi perkembangan masif.

OpenAI sendiri telah mendapatkan jumlah pengguna mencapai 100 juta pengguna aktif pasca 2 bulan peluncuran. Sedangkan pengguna harian mencapai 13 juta pengguna aktif. Sebagai perbandingan, aplikasi media social TikTok butuh waktu Sembilan bulan untuk mencapai 100 juta pengguna.

Sam Altman dikenal aktif menyampaikan potensi bahaya dari teknologi yang dikembangkan oleh perusahaannya. “Jika teknologi ini menyebabkan kerusakan, dampaknya akan cukup buruk,” ucap dia saat bersaksi di depan kongres Amerika.

Statement CAIS direspon positif oleh beberapa pihak. Max Tegmark Ilmuwan asal Massachussetts Institute of Technology dan Direktur Future of Life Institute, menyebut bahwa statement merupakan inisiatif yang baik. Organisasinya pernah merilis surat yang menyerukan moratorium 6 bulan pengembangan teknologi algoritma AI supaya dampaknya dapat diperhitungkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

83  +    =  89