Ekbis

INDEF Sebut Anggaran Makan Bergizi Gratis Bisa Tembus Rp84 Triliun

Channel9.id – Jakarta. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan anggaran program makan bergizi gratis tembus Rp84 triliun pada tahun pertama pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Perkiraan ini melebihi alokasi anggaran program makan bergizi gratis dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 sebesar Rp71 triliun.

Researcher, Center of Industry, Trade, and Investment INDEF Ariyo D.P. Irhamna menjelaskan, angka Rp84 triliun itu dihitung berdasarkan asumsi biaya satu porsi per siswa sebesar Rp7.500. Sementara, pemerintah menggunakan harga Rp15.000 per porsi.

Kemudian, perhitungan terkait jumlah siswa menggunakan data dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Semester Ganjil 2024/2025 di 36 provinsi yang memiliki angka prevalensi stunting tertinggi, tidak termasuk Jakarta dan Bali. Data ini mencakup siswa dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA).

“Kalau kita exclude Provinsi DKI Jakarta dan Bali karena angka prevelensinya sudah di bawah rata-rata nasional dan juga sesuai target, maka alokasi yang dibutuhkan adalah Rp84 triliun. (Bahkan) biaya riilnya ini bisa semakin besar, sebab ini belum termasuk biaya logistik, personel atau tim, dan lain-lain,” kata Ariyo dalam Diskusi Publik INDEF secara virtual, Minggu (18/8/2024).

Jika pemerintah tetap menggunakan alokasi Rp15.000 per porsi, kata Ariyo, maka anggaran makan bergizi gratis di 36 provinsi bisa tembus Rp168 triliun.

“Alokasinya ini, perhitungan saya, jauh di atas yang ditetapkan pemerintah (sebesar) Rp71 triliun. (Apalagi) pemerintah kan sudah include semuanya, termasuk kelembagaan yang meng-handle program ini,” tuturnya.

Ariyo menambahkan, total anggaran untuk program makan bergizi gratis selama lima tahun ke depan diperkirakan bisa mencapai Rp400-500 triliun. Menurutnya, angka ini bahkan hampir mendekati anggaran pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang mencapai Rp466 triliun.

“Dugaan saya pada saat itu belum dihitung secara detail dan akhirnya bingung. Karena ketika dihitung ternyata total anggarannya ini sekitar Rp 400-500 triliun yang berarti hampir mendekati anggaran pembangunan IKN. Jadi sangat besar. Sedangkan kondisi ekonomi yang tidak terlalu bagus saya kira akan berat mendesain program tersebut,” ucapnya.

Oleh karena itu, Ariyo mendesak Prabowo Subianto kembali menjelaskan secara detail mengenai program makan bergizi gratis ini agar tidak menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintahan baru.

“Saya yakin masyarakat menanti penjelasan program ini untuk memberikan penjelasan. Dan ini penting juga untuk mendapatkan trust (kepercayaan) awal dari publik dan pasar mengenai persiapan karena sekarang sedang proses perencanaan ya,” jelas Ariyo.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan anggaran yang disiapkan untuk program makan bergizi gratis di era pemerintahan Prabowo Subianto sebesar Rp71 triliun. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak yang cukup luas, termasuk berdampak terhadap lahirnya Sumber Daya Manusia yang unggul.

“Untuk program prioritas presiden terpilih makanan bergizi gratis yang Rp71 triliun sudah ada di sini. Tujuannya adalah untuk menciptakan anak yang cerdas,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Rencana Anggaran dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2025 di Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Menurutnya, program ini juga akan memberikan efek ekonomi, yaitu turut mendongkrak kinerja pelaku UMKM dan ekonomi daerah.

“Tapi (program Makan Bergizi) juga multiplier ekonomi ke lokal juga akan ditekankan yaitu UMKM nya makin berdaya dan ekonomi daerah bisa bergerak,” jelasnya.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  79  =  87