Techno

Indonesia Bisa Terpapar Varian Corona Baru dari Inggris, Pemerintah Harus Bertindak

Channel9.id-Jakarta. Inggris digemparkan oleh kemunculan mutasi baru virus corona SARS-CoV-2, yang telah menginfeksi warganya. Berangkat dari fakta tersebut, epidemiolog dari Universita Grifiith Dicky Budiman menyarankan pemerintah Indonesia harus segera mengambil kebijakan khusus guna mengantisipasi varian baru virus tersebut.

“Antisipasinya kita harus tingkatkan penelusuran, termasuk penelusuran genom. Ini tentu komandannya bisa LBM Eijkman,” kata Dicky, Selasa (22/12).

Ia menjelaskan bahwa mutasi virus ialah hal yang lazim. Biasanya, virus bermutasi satu hingga tiga kali dalam sebulan. Kecepatan mutasi, lanjutnya, akan mempengaruhi efektivitas dan efisiensi virus dalam menginfeksi.

Baca juga : Pengembang Vaksin Covid-19 Jadi Target Serangan Siber

Dicky mengatakan, kecepatan mutasi virus corona di Inggris mencapai hingga 17 kali. Pemerintah Inggris bahkan melaporkan bahwa tingkat penularannya sebesar 70%. Sementara, ia melanjutkan, tingkat pertumbuhan virus corona SARS-CoV-2 harian di Indoensia berkisar 2%.

Ia memprediksi, jika varian baru dari Inggris masuk ke Indonsia, maka pertumbuhan kasus harian di Indonesia bisa meningkat tiga kali lipat. “Misalnya saat ini estimeasi epidemiologi kasus harian terendah itu 20 ribu. Kalau misalnya strain ini masuk, bisa 60 ribu. Kalo merujuk pemerintah yang 5 ribuan bisa jadi 15 ribu. Walau sebenarnya jauh lebih banyak yang belum ditemukan,” ujarnya.

Meski begitu, Dicky membenarkan bahwa belum ada laporan varian baru virus corona di Inggris meningkatkan keparahan. Namun, varian itu berpotensi meningkatkan beban rumah sakit karena jumlah pasien positif meningkat. “Artinya potensi adanya tingkat kematian juga semakin tinggi karena tidak tertangani,” imbuh dia.

Dicky menambahkan mutasi hanya membuat virus menjadi berubah bentuk. Mutasi, kata dia, berpotensi terjadi di wilayah yang tak bisa mengendalikan penularan. Semakin banyak virus, semakin besar virus bermutasi. “Artinya Indonesia memiliki potensi yang sama,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dicky mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol 3M dan 3T. Kemudian soal pembatasan akses perbatasan juga merupakan hal yang harus dipertimbangkan.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  89  =  93