Channel9.id, Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Jepang memperkuat kerja sama pengurangan emisi melalui kerangka program Asia Zero Emission Community (AZEC). Kedua negara telah menyiapkan lebih dari 175 daftar proyek potensial yang masuk dalam pipeline kerja sama, sebagai bagian dari upaya menuju target emisi nol bersih Indonesia pada 2060.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah Jepang telah menyediakan dana khusus sebesar USD 500 juta untuk mendukung program AZEC. Selain itu, Indonesia dinilai sebagai negara yang menunjukkan kemajuan lebih cepat dalam pengembangan proyek-proyek terkait dibandingkan negara lain.
“Kemarin juga ada kunjungan mantan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida ke Indonesia dan salah satu yang sedang menjadi prioritas adalah program Asia Zero Emission Community (AZEC), di mana AZEC pemerintah Jepang sudah menyiapkan dana khusus terkait program itu adalah USD 500 juta,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Tokyo yang disiarkan secara daring, Jumat (9/5/2025).
“Sekarang Indonesia dan Jepang sudah menyiapkan lebih dari 175 MoU (Memorandum of Understanding) List of Project Pipeline di mana di dalam pipeline itu beberapa project yang terkait dengan pengurangan emisi menuju Indonesia Zero Emission di tahun 2060,” lanjutnya.
Airlangga mengatakan, dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto, mantan PM Kishida menyampaikan apresiasi atas pembentukan tim kerja bersama (joint taskforce) antara Indonesia dan Jepang. Tim dari pihak Indonesia dipimpin oleh Kemenko Perekonomian.
“Dalam pertemuan dengan Bapak Presiden Prabowo, mantan Perdana Menteri Kishida mengapresiasi bahwa Indonesia dan Jepang membuat join team, taskforce, yang kebetulan di Indonesianya dipimpin oleh Kementerian Perekonomian,” ujarnya.
“Di situ salah satu dari project AZEC ini Indonesia yang project of pipeline-nya relatif lebih cepat dibandingkan dengan berbagai negara lain,” tambah Airlangga.
Proyek-proyek yang tercakup dalam kerja sama AZEC mencakup sejumlah sektor energi ramah lingkungan, seperti panas bumi (geothermal), pembangkit listrik tenaga surya, transmisi energi, waste-to-energy, hingga pengelolaan lahan gambut. Pemerintah menilai inisiatif ini sejalan dengan komitmen yang telah dirintis sejak presidensi Indonesia di G20.
Selain proyek-proyek tersebut, kerja sama Indonesia-Jepang juga mencakup pengembangan proyek gas alam cair (LNG), termasuk kelanjutan proyek di Blok Masela, Maluku, yang hingga kini masih dalam proses.
“Namun dalam pertemuan juga di bulan Januari dengan Presiden Prabowo, Perdana Menteri Ishiba juga mendorong project yang sama, termasuk di dalamnya adalah pengembangan LNG Project,” ungkap Airlangga.
“Nah Indonesia masih menagih project Masela,” pungkasnya.