Channel9.id – Jakarta. Isu terorisme menjadi topik utama dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN tentang kejahatan lintas batas (AMMTC) ke-17. Kerjasama lintas negara merupakan solusi terhadap kejahatan ini.
Pertemuan AMMTC ke-17 yang berlangsung di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Indonesia menekankan pentingnya meningkatkan kerja sama dalam penanganan terorisme.
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol. Aswin Siregar, menyampaikan, terorisme adalah kejahatan yang tidak memiliki batas negara atau menjadi kejahatan lintas negara. “Satu kelompok teroris yang berada di salah satu negara itu sama dengan mengancam seluruh kawasan,” kata Aswin, Senin (21/8/2023).
Ia menambahkan bahwa banyak jaringan teroris beroperasi tidak hanya di satu negara, tetapi melintasi beberapa negara, dengan jaringan yang bahkan mencapai kawasan Timur Tengah.
Indonesia mendorong negara-negara ASEAN untuk berbagi informasi dan memiliki pandangan yang seragam mengenai ancaman terorisme. Kerja sama yang dimaksud mencakup penanganan pendanaan terorisme, penyebaran informasi atau ideologi melalui media sosial, serta penguatan kapasitas penanganan dan pencegahan terorisme di kawasan ASEAN.
Kombes Pol. Aswin Siregar juga menekankan kesiapan Indonesia, sebagai ketua AMMTC ke-17, untuk berbagi pengalaman dan meningkatkan kemampuan bersama dalam upaya pencegahan, penegakan hukum, dan deradikalisasi.
Dalam pertemuan yang telah berlangsung sejak Senin (21/8), AMMTC ke-17 memulai agenda dengan pertemuan pleno. Pada hari pertama, telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan enam negara mengenai kerja sama penanganan kejahatan transnasional. Sementara pada hari kedua, agenda dilanjutkan dengan konsultasi bersama tiga negara mitra, yaitu China, Jepang, dan Korea Selatan.
Baca juga: AMMTC ke-17, Kapolri: Stabilitas Kawasan Jadi Prioritas Utama Demi Kemakmuran ASEAN
