Channel9.id-Jakarta. Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier mengatakan bahwa industri elektronika dan telematika merupakan jantung dari Indonesia 4.0. “Jadi setelah ada Covid-19 itu terlihat bahwa hampir semua gaya hidup dipenuhi oleh barang-barang elektronik dan telematika,” ujarnya, dalam seminar web bertajuk “Subtitusi Impor Produk Elektronika”, Rabu, 2 Maret 2022.
Karena itu, Taufik menyampaikan bahwa pemerintah perlu mencari sebuah instrumen terbaik dalam potret industri elektronika dan telematika saat ini. Kementerian bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan, Kemenko Perekonomian dan pihak terkait untuk mencari instrumen dalam memaksimalkan industri elektronika dan telematika dalam negeri.
Taufik memaparkan, impor elektronik Indonesia mencapai US$ 25,5 miliar. Sedangkan ekspor produk elektronika dan telematika sebesar US$ 12,5 miliar. “Walaupun kami sudah optimal juga untuk ekspor sekitar US$ 12,5 miliar ini adalah satu pertumbuhan yang kami dorong ekspornya dari dalam negeri. Di dalamnya juga mengandung unsur bahwa industri dalam negeri mampu berkompetisi secara global,” ujarnya.
Dari total impor US$ 25,5 miliar, sebesar US$ 13 miliar atau 53 persen merupakan impor komponen untuk memproduksi industri elektronika dan telematika.
Untuk produk hilir, kata Taufik, Indonesia melihat bahwa industri elektronika dan telematika jumlahnya sudah cukup dan tersebar. Mulai dari industri pendingin udaral, kulkas, mesin cuci, pompa air dan produk lainnya yang jumlahnya sekitar 25 produk. Namun, produk hilir elektronika yang sudah mampu diproduksi di dalam negeri tersebut masih harus bersaing dengan produk impor. “Kamu harus lihat kembali. Bukannya kami antiimpor, tapi kami coba mengendalikan dalam konteks, sampai seberapa besar instrumen yang cocok untuk bisa diterapkan dan tidak melanggar World Trade Organization (WTO),” ujarnya.
Taufik mengatakan dibutuhkan kerja sama lintas kementerian dan pelaku usaha untuk mendukung industri elektronika dan telematika tumbuh lebih baik lagi. “Mengingat 391 ribu tenaga kerja bergantung pada sektor ini.”