Channel9.id-Jakarta. Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan bahwa ada tiga faktor yang perlu dipelajari oleh Indonesia mengenai penyebab inflasi di sepanjang 2022.
Faktor pertama, kata Margo, yaitu “imported inflation”. Ia tak memungkiri bahwa ada komoditas yang masih diimpor dan harganya bergantung pada harga global. “Ini memicu inflasi atau imported inflation,” jelasnya.
Faktor kedua adalah faktor musiman, yang menurut Margo, tak bisa dihindari. Selanjutnya, faktor ketiga yakni penyesuaian harga BBM yang mempengaruhi tarif listrik hingga transportasi.
“Tiga faktor utama itu yang perlu kita pelajari… Untuk menghadapi faktor-faktor itu, pemerintah perlu berfokus pada pengelolaan barang yang masih diimpor, misalnya, dengan mendorong produksi produk-produk lokal,” terang Margo. “Pemerintah juga perlu mengelola dan menjaga stok untuk mengantisipasi faktor musiman, di mana stok permintaan terhadap barang tertentu naik, agar ada cadangan.”
Meski begitu, Margo mengatakan bahwa inflasi Indonesia masih tergolong rendah di dunia. Namun, Indonesia memang harus melakukan evaluasi agar menjadi lebih baik di tahun selanjutnya.
Untuk diketahui, inflasi Indonesia pada November ini sebesar 5,42 persen. Ini menurun dari inflasi pada Oktober yang mencapai 5,71 persen. Sementara itu, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan laju inflasi global mencapai 8,8 persen pada 2020.
“Kondisi global inflasinya masih tinggi. Oleh karena itu, penting mempelajari penyebab inflasi dan mengevaluasi sepanjang tahun 2022, supaya kita belajar dari kondisi sekarang supaya nanti disiapkan untuk 2023. Harapannya biar lebih baik lagi dan inflasi bisa dikendalikan,” ujar Margo.
Lebih lanjut, Margo mengatakan bahwa Indonesia perlu waspada di penghujung tahun ini. Pasalnya, akhir-akhir ini rentan bencana dan sebentar lagi, ada tren hari besar dan liburan, yang berisiko memicu inflasi.
“Kita perlu waspada terhadap peningkatan permintaan pada Natal dan Tahun Baru, serta bencana alam di sentra produksi, yang bisa mengganggu pasokan komoditas sehingga berisiko menambah tekanan inflasi di akhir tahun,” tutup Margo.