Channel9.id-Jakarta. Facebook belum lama ini mengumumkan rencananya untuk berganti nama menjadi Meta, seiring dengan berubahnya fokus perusahaan: menciptakan dunia metaverse. Metaverse sendiri merupakan dunia virtual yang memungkinkan para pengguna bertemu dan berinteraksi, dengan bantuan teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR).
Namun, perubahan itu rupanya mengundang kritik sejumlah pihak. Facebook dinilai mengalihkan perhatian dari kontroversi yang mendera perusahaannya. Salah satunya bocoran bahwa Facebook cenderung melakukan pembiaran, kendati mengetahui anak usahanya, Instagram, bisa mengganggu kesehatan mental remaja. Selain itu, ada pula laporan yang menyebutkan bahwa Facebook tak becus mengendalikan ujaran kebencian.
“Langkah ini (perubahan nama) kelihatannya karena Facebook mencoba untuk mengalihkan perhatian dari beberapa laporan negatif terhadap perusahaan itu. Kritik meyakini bahwa Facebook melakukan hal ini karena mereknya menjadi toxic,” tulis BBC.
“Kedua, Metaverse itu belum ada. Zuckerberg bahkan menekankannya sebagai produk jangka panjang. Jadi, nama yang benar-benar tidak berhubungan dengan layanan utama itu agak aneh. Ketiga, kita tahu bahwa perubahan merek lain gagal; tidak ada yang menyebut Google sebagai Alphabet,” sambung tulisan.
Selain itu, mantan CEO Google Eric Schmidt juga turu mengkritik konsep metaverse ytang dikembangkan oleh Facebook/Meta. Ia mengaku khawatir akan masa depan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
“Semua orang yang berbicara tentang metaverse tentu bericara tentang dunia yang lebih memuaskan dari dunia saat ini—kalian lebih kaya, lebih tampan, lebih cantik, lebih bertenaga, lebih cepat. Jadi, dalam beberapa tahun, orang-orang akan menghabiskan waktunya dengan goggles-nya di metaverse,” kata Schmidt.
“Dan siapa yang akan membuat aturannya? Dunia akan beralih jadi lebih digital ketimbang fisik. Dan itu belum tentu akan jadi hal yang baik bagi manusia.”
Salah satu investor awal Facebook, yakni Roger McNamee, juga buka suara. “Itu adalah ide buruk dan fakta bahwa kita semua hanya duduk dan menyaksikannya seolah itu normal harus diwaspadai setiap orang,” pungkas dia.
McNamee berpendapat bahwa Facebook tak semestinya dibiarkan menciptakan dunia distopia metaverse. Belum lagi, track record mereka yang meragukan, seperti isu privasi dan penyebaran hoax. ia juga menyangsikan metaverse akan aman di tangan Mark Zuckerberg.
“Tidak seharusnya regulator atau pembuat kebijakan mengizinkan Facebook untuk mengoperasikan metaverse atau mata uang kripto. Facebook seharusnya tidak berhak lagi membuat pilihan sendiri. Regulator harus ada di sana untuk memberi persetujuan akan semua yang mereka lakukan. Jumlah kerusakan yang mereka lakukan tidak terhitung,” tutur dia.
(LH)