Channel9.id-Jakarta. Di masa pandemi Covid-19 ini, orang yang ‘melek’ dan menyadari betapa pentingnya kesehatan, serta punya waktu luang, kemungkinan akan menyelingi kesehariannya dengan olahraga. Aktivitas ini menjadi salah satu cara untuk mendapat tubuh yang bugar dan imun yang kuat. Telah terbukti, aktivititas ini terbukti mampu menangkal penyakit—termasuk Covid-19.
Bukan cuma itu, berolahraga juga bisa membantu berat badan terjaga, meningkatkan stamina, hingga menambah massa otot. Sejumlah orang nampaknya sengaja melakukan olahraga secara rutin di pandemi ini guna mengisi waktu luang sembari meningkatkan kesehatan.
Baca juga : Olahraga Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan, Imun Bisa Lemah Hingga Kanker
Namun, apakah Kamu pernah terpikir kira-kira apa yang terjadi jika sudah rutin melakukannya, namun tiba-tiba berhenti? Nah, simak penjelasan berikut.
1. Tekanan darah meningkat
Menurut pakar, tekanan darah menjadi lebih tinggi jika tak berolahraga, dibandingkan saat aktif berolahraga. Hal ini terjadi karena pembuluh darah beradaptasi terhadap aliran darah yang lambat ketika tak berolahraga. Paling tidak, ini terjadi saat berhenti olahraga selama dua minggu.
2. Gula darah dan berat badan naik
Minim melakukan aktivitas fisik memicu peningkatan kadar glukosa. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan diabetes. Meski begitu, kalau berolahraga kembali dalam seminggu, gula dara bisa kembali menurun.
Saat berhenti berolahraga, misalnya, otot dan jaringannya tak menggunakan gula untuk energi alias gula tak terpakai. Sehingga gula dalam tubuh bisa melonjak. Hal ini bisa terjadi setelah lima hari seseorang tak aktif berolahraga, tak heran bila berat badan pun bisa menaik. Kemudian, jika berhenti berolahraga dalam lima minggu, menurut dosen Ilmu Olahraga di Skidmore College Paul Arciero, mendorong massa lemak seorang perenang di perguruan tinggi sebanyak 21%.
3. Otot menyusut
Saat berhenti berolahraga, padahal sebelumnya aktif melakukannya, Kamu bisa merasakan sejumlah efek negatif—meski sebetulnya masih dianggap sehat. Ya, secara perlahan Kamu bisa kehilangan massa otot dan atrofi otot (perubahan bentuk tubuh), terutama jika Kamu terbiasa latihan ketahanan.
Selain itu, ototmu akan kehilangan beberapa potensi pembakaran lemak dan melambatnya metabolisme. Akibatnya, lemak mulai bertambah dan menutupi ototmu. Kamu juga bisa kehilangan kekuatan dan daya, termasuk kecepatan, kelincahan, mobilitas, bergerak dari sisi ke sisi, dan juga koordinasi.
4. Kekuatan menghilang
Selain itu, Kamu akan kehilangan kekuatan ketahanan fisik, paling tidak, setelah berhenti berolahraga dalam tiga minggu. Menurut sebuah studi berjudul “Physiological Effects of Tapering and Detraining in World Class Kayakers”, dampak penghentian olahraga dalam jangka pendek ialah besarnya penurunan kekuatan otot dan daya tahan atlet.
5. Pertumbuhan sel otak terganggu
Orang yang rutin berolahraga kemudian berhenti melakukannya selama dua minggu, cenderung mudah lelah dan marah. Hal bahkan diperkuat oleh sebuah studi. Selain itu, studi lain yang dilakukan terhadap tikus, menunjukkan bahwa hewan yang berhenti bergerak dalam seminggu memiliki sedikit pertumbuhan sel otak. Pun, saat melakukan tes labirin, mereka lebih buruk dibandingkan dengan yang rutin beraktivitas fisik.
(LH)