Nasional

Penelitian UNJ: Microlearning Bikin Siswa SMK Lebih Paham Korespondensi

Channel9.id, Jakarta — Dunia pendidikan terus bergerak menuju digitalisasi. Salah satu terobosan terbaru datang dari tim peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang mengembangkan media pembelajaran korespondensi berbasis microlearning untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) binaan Asosiasi Sarjana dan Praktisi Administrasi Perkantoran Indonesia (ASPAPI) wilayah DKI Jakarta.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Marsofiyati, S.Pd., M.Pd., ini menyoroti permasalahan klasik di ruang kelas: pembelajaran korespondensi yang dianggap membosankan dan sulit dipahami. Materinya yang panjang, penuh aturan, dan formal sering membuat siswa kesulitan menulis surat resmi dengan baik.

“Generasi Z terbiasa belajar dari video singkat dan konten digital yang interaktif. Karena itu, pendekatan microlearning menjadi solusi ideal,” ujar Marsofiyati dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/11/2025).

Menurut Marsofiyati Konsep microlearning mengemas materi dalam potongan kecil (bite-sized learning), berdurasi singkat, dan dapat diakses melalui ponsel. Maka menurutnya dalam penelitian ini, materi seperti format surat dinas, bahasa formal, hingga contoh surat bisnis disajikan dalam video singkat, infografis, dan kuis interaktif.

dirinya juga telah mengidentifikasi melalui pendekatan ini terbukti ampuh. Hasil uji coba menunjukkan bahwa siswa merasa lebih termotivasi dan memahami materi dengan lebih baik. “Mereka bisa belajar kapan saja, di mana saja, tanpa merasa terbebani,” tambah Marsofiyati.

lebih jauh Marsofiyati mengatakan media pembelajaran ini juga dinilai “sangat layak” oleh para ahli dari sisi isi, desain, dan bahasa. Selain menarik, tampilannya sederhana dan ramah pengguna sesuai karakter siswa masa kini yang lebih akrab dengan layar gawai ketimbang buku tebal.

Tidak hanya meningkatkan pemahaman, salah satu tim peneliti Prof. Henry Eryanto menyebutkan media ini juga mendorong kemandirian belajar. di mana siswa dapat mengulang materi sesuai kebutuhan, sementara guru dapat fokus membimbing praktik menulis dan etika komunikasi.

“Pendekatan microlearning terbukti membantu siswa memahami struktur surat dan etika korespondensi formal dengan lebih cepat. Ini penting karena kemampuan komunikasi tertulis sangat dibutuhkan di dunia kerja,” ujar anggota tim peneliti Prof. Dr. Henry Eryanto, MM.

Prof. Henry Eryanto mengatakan bahwa model pembelajaran yang digunakan merujuk pada model Dick & Carey, sebuah pendekatan sistematis dalam merancang pembelajaran digital. Setiap tahap — dari analisis kebutuhan hingga evaluasi hasil — dilakukan secara berurutan untuk memastikan kualitas produk.

Marsofiyati membeberkan bahwa penelitian ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Nomor 4: Pendidikan Berkualitas, dengan menyediakan media belajar yang inklusif dan relevan bagi generasi digital.

Menurutnya produk ini diharapkan dapat menjadi standar baru dalam pembelajaran administrasi perkantoran di SMK, dan bahkan diadopsi untuk mata pelajaran vokasi lainnya.

“Pendidikan vokasi perlu bertransformasi agar tidak tertinggal. Kami berharap media ini bisa menjadi jembatan antara dunia sekolah dan dunia kerja,” kata Marsofiyati.

langkah selanjutnya menurut Marsofiyati tim peneliti berencana memperluas implementasi media ini ke lebih banyak sekolah di berbagai daerah, serta menambahkan fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) agar materi bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa.

“Inovasi ini menjadi contoh nyata bahwa teknologi tidak hanya mempermudah, tetapi juga memperkuat esensi pembelajaran — menjadikan belajar lebih menarik, relevan, dan berdampak nyata bagi masa depan generasi muda Indonesia,” tutup Marsofiyati dalam keterangannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15  +    =  18