Instagram Minta Pengguna Berhenti Repost Video dari Platform Lain
Techno

Instagram Minta Pengguna Berhenti Repost Video dari Platform Lain

Channel9.id-Jakarta. Instagram kembali membawa sejumlah perubahan di platformnya. Perubahan ini difokuskan untuk para kreator konten. Menurut CEO Instagram Adam Mosseri, perubahan tersebut untuk “memastikan bahwa kredit diberikan kepada mereka yang pantas mendapatkannya.”

Adapun perubahan itu meliputi tiga hal. Pertama, tag produk sekarang tersedia untuk semua orang, sehingga pengguna bisa men-tag produk di unggahan. Kedua, pengguna bisa menetapkan kategori tertentu, seperti “Fotografer” atau “Rapper”, dan membuat kategori tersebut muncul setiap kali pengguna ditandai di sebuah unggahan. Ketiga, Instagram akan lebih gencar mempromosikan konten orisinil di platform.

“Untuk unggahan, Anda harus mendapat lebih banyak kredit ketimbang me-repost unggahan orang lain. Kami akan mencoba dan melakukan lebih banyak hal untuk lebih menghargai konten orisinil,” jelas Mosseri, dikutip dari The Verge.

Untuk diketahui, selama ini, ada banyak pengguna Reels yang me-repost konten video dari TikTok.

Meta telah memperjelas bahwa pihaknya melihat Facebook dan Instagram sebagai platform yang berfokus pada kreator konten—bukan sebagai alat untuk terhubung dengan teman-teman mereka. Jadi, kedua platform telah berinvestasi pada fitur belanja, cara bagi kreator konten mendapat audiens, dan banyak hal lain yang dianggap memungkinkan kreator konten untuk berpaling dari TikTok dan YouTube.

Reels di Instagram dan Facebook, khususnya, merupakan fokus dari langkah tersebut. CEO Meta Mark Zuckerberg menyebut bahwa video pendek sebagai “format konten kami yang paling cepat berkembang sejauh ini.” Namun demikian, fitur ini sejatinya hanyalah tiruan TikTok.

Perihal bagaimana Instagram akan menentukan konten apa yang dianggap asli, Mosseri mengakui bahwa itu sulit. “Kami akan memperbarui seiring berjalannya waktu.”

Hal yang pasti, perubahan tersebut bisa menjadi masalah besar bagi akun agregator, yang di antaranya merupakan sumber meme dan tren yang sangat populer. Agregator ini bisa dituduh mencuri konten.

“Seiring kami lebih condong ke rekomendasi, menjadi semakin penting bahwa kami tidak menilai agregator secara berlebihan,” ujar Mosseri melalui Twitternya. “Karena itu akan buruk bagi kreator konten, dan karenanya juga buruk bagi Instagram dalam jangka panjang.”

Untuk diketahui, dorongan Meta mengedepankan konten orisinil bukanlah hal baru. Konten populer di Facebook dan Instagram sering dijiplak. Platform Meta memiliki audiens terbesar, tetapi TikTok, Twitter, dan lainnya biasa menjadi tempat meme dan tren baru dibuat. Jika Instagram dan Facebook ingin menjadi platform kreator konten yang sukses, mereka harus menemukan cara membalik keadaan. Dimulai dengan mengubah sistem algoritme peringkat. Selain itu, satu ide yang perlu dipertimbangkan ialah membayar kreator konten lebih banyak. Namun, mengingat Meta memotong pembayaran Reels-nya, perubahan nasib mungkin tidak terjadi dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  5  =