Channel9.id-Jakarta. Pemerinah berharap pelonggaran kebijakan moneter dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan roda perekonomian melalui peningkatan investasi dan konsumsi. Penurunan suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia sudah sejalan dengan kondisi global. “BI melakukan karena ada ruang untuk itu,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Jumat, 19 Juli 2019.
Menurut Darmin, yang terpenting saat
ini adalah investasinya. “Setelah itu baru konsumsi. Semua ada pengaruhnya,
tapi masing-masing ada gilirannya bergerak,” ujarnya. Dia berharap penurunan
suku bunga acuan segera diikuti penyesuaian suku bunga perbankan, apalagi
pemerintah sudah melakukan berbagai upaya relaksasi untuk mendorong kinerja
investasi.
Sebelumnya, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate
sebesar 0,25 persen menjadi 5,75 persen. Bank sentral menilai penurunan suku
bunga acuan ini disebabkan meredanya tekanan eksternal yang akan membuat
defisit neraca transaksi berjalan pada 2019 diperkirakan lebih rendah
dibandingkan 2018.
Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, berdasarkan kajian hingga Juli
2019, defisit transaksi berjalan 2019 lebih rendah dibandingkan defisit pada tahun
lalu sebesar 2,98 persen Produk Domestik Bruto. Namun Perry belum menyebutkan
besaran spesifik perkiraan defisit transaksi berjalan tersebut. “Kira-kira di
rentang 2,5-3,0 persen PDB,” ujarnya.