Ekbis

Jalur LRT Segera Diperpanjang hingga Bogor, FS Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Channel9.id, Jakarta – Rencana pemerintah memperpanjang jalur Light Rail Transit (LRT) Jabodebek hingga Bogor kian menguat. Saat ini, jalur LRT baru beroperasi sampai Stasiun Harjamukti, namun kajian untuk melanjutkan pembangunan sedang dipercepat bersama sejumlah pemangku kepentingan.

Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi, menjelaskan bahwa penyusunan feasibility study (FS) perpanjangan jalur tengah dikerjakan bersama Kementerian Perhubungan, Adhi Karya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bappenas, dan PT Industri Kereta Api (Persero/INKA). Ia berharap kajian dapat rampung pada akhir 2025 sehingga bisa segera ditawarkan kepada calon investor.

Selain kajian teknis, Purnomosidi mengungkapkan bahwa pihaknya juga tengah merancang skema operasional untuk LRT Bogor. Meski begitu, ia menegaskan sistem pengoperasian tetap akan menggunakan teknologi driverless atau tanpa masinis, sama seperti LRT yang saat ini sudah berjalan. Pemerintah bersama para mitra juga masih membahas model pendanaan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

“Investor tentu ingin melihat hasil kajian terlebih dahulu. Dari FS ini bisa terlihat apakah proyek akan menguntungkan atau tidak,” ujarnya dalam Media Briefing Dua Tahun LRT, Kamis (28/8/2025).

Sejak resmi beroperasi pada Agustus 2023, LRT Jabodebek telah menjadi salah satu moda transportasi favorit masyarakat. Tercatat, sepanjang Januari–Agustus 2025, jumlah penumpang mencapai hampir 18 juta orang, dengan 2,3 juta penumpang di bulan Agustus saja.

Dari sisi pembiayaan, pemerintah melalui Nota Keuangan RAPBN 2026 menyebut proyek ini sebagai bagian dari upaya membangun transportasi massal terintegrasi di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek). Untuk mendukungnya, pemerintah telah menerbitkan jaminan pinjaman sindikasi perbankan senilai Rp23,4 triliun kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero/KAI). Jaminan tersebut terdiri dari pinjaman Rp19,25 triliun pada 2017 dan tambahan plafon Rp4,16 triliun pada 2020.

Hingga Semester I/2025, outstanding pinjaman tercatat sebesar Rp21,96 triliun, sedikit lebih rendah dibanding posisi tahun lalu sebesar Rp22 triliun. Pemerintah juga menegaskan adanya risiko fiskal apabila PT KAI gagal memenuhi kewajiban keuangan kepada kreditur, namun sejauh ini KAI selalu tepat waktu dalam pembayaran. Tingkat risiko default KAI pada 2025 bahkan dinilai sangat rendah, berkat adanya bridging loan yang disiapkan untuk menutup kesenjangan antara pendapatan operasional LRT dan subsidi pemerintah.

Sepanjang semester pertama 2025, LRT Jabodebek mencatat pendapatan sebesar Rp159,5 miliar. Dengan tren positif tersebut, perpanjangan jalur hingga Bogor diharapkan dapat semakin meningkatkan konektivitas dan memberi dampak ekonomi yang lebih besar bagi kawasan penyangga Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  66  =  67