Ekbis

Jawa Dominasi Struktur Ekonomi, Dekan FEM IPB: Transformasi Ekonomi Perlu Dilakukan Menyeluruh

Channel9.id – Jakarta. Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University Prof. Nunung Nuryartono menyampaikan, selama kurun waktu 1970-an hingga 2020, struktur ekonomi Indonesia masih berpusat di Pulau Jawa. Selama kurun waktu itu, kontribusi Pulau Jawa tidak pernah kurang dari 58 persen.

“Kami mencoba analisis tahun 70-an hingga 2020, bagaimana struktur ekonomi di Indonesia. Berbagai kebijakan ganti, strategi pembangunan ganti. Ternyata Pulau Jawa itu, masih menjadi pusat ekonomi Indonesia dengan kontribusi tidak pernah kurang dari sekitar 58 persen. Jadi wajar ketika pandemi ini menyerang, di mana jantung ekonomi ada di Pulau Jawa, collapse kita,” kata Nunung dalam Fem Station IPB University Episode 3 bertajuk ‘Unfolding Economic Transformation’, Rabu 7 Juli 2021.

Berdasarkan analisis itu, Nunung menyatakan, Indonesia perlu menyusun strategi ekonomi dan menjalankannya guna mempercepat transformasi ekonomi secara menyeluruh. Sehingga, aktivitas ekonomi tidak hanya perpusat di Jawa, tetapi juga menyebar ke berbagai wilayah.

“Transformasi tidak semata-mata dalam konteks sektoral ya. Karena tadi di awal Indonesia adalah negara kepulauan. Bagaimana kita bisa mentransform aktivitas ekonomi kita menyebar ke berbagai wilayah yang sebenarnya memilki potensi-potensi ekonomi yang luar biasa. Itu yang perlu kita cermati bersama-sama,” ucap Nunung.

Nunung menjelaskan, tiap negara pasti mengalami proses transformasi ekonomi. Keberhasilan transformasi ekonomi tiap negara bergantung produktivitasnya dan kecepatannya.

Nunung pun menyadari transformasi itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena itu, Indonesia harus memiliki desain yang baik untuk mendorong dan mempercepat transformasi itu.

Host FEM Station, Hardy Hermawan bertanya kepada Nunung mengenai sejumlah desain yang sudah disusun pemerintah Indonesia untuk mempercepat transformasi ekonomi.

“Ada RPJMN, ada rencana jangka panjang juga, lalu ada rencana pemindahan ibu kota, bukankah itu semua bagian dari strategi tranformasi?” tanya Hardy.

Menurut Nunung, desain-desain itu memang untuk membangun perekonomian negara. Desain-desain itu akan berjalan dengan maksimal apabila tiap elemen yang terlibat patuh dan menjalankannya. Tugas masyarakat, kata Nunung, yakni mengawalnya.

“Secara teknokratis itu adalah desain-desain untuk membangun negara. Tetapi pertanyaan dan persoalan pentingnya, bagaimana setiap unsur yang terlibat dalam pembangunan, K/L itu, patuh terhadap RPJMP, RPJMN kita. Kalau itu hanya menjadi satu dokumen teknokratik yang tidak terimplementasikan akan sayang sekali,” kata Nunung.

“Jadi pertanyaan pentingnya, bagaimana mengawal semua proses itu supaya bisa terimplementasikan di lapangan hingga proses transformasi kita bisa berjalan tidak hanya by sektor tapi secara parsial, supaya bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia,” kata Nunung.

HY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  76  =  79