Channel9.id – Jakarta. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyampaikan bahwa politik luar negeri Indonesia bukanlah kebijakan transaksional, dan politik luar negeri Indonesia selama ini dijalankan untuk kepentingan nasional dan berkontribusi bagi perdamaian dunia.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan sempat menyampaikan bahwa pola diplomasi Indonesia masih cenderung bersifat transaksional, alih-alih untuk pemenuhan tanggung jawab sebagai warga dunia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa diplomasi Indonesia dijalankan secara terukur (well-measured), diperhitungkan dengan baik (well-calculated), berorientasi pada tindakan (action-oriented) dan berorientasi pada hasil (result-oriented).
“Politik luar negeri Indonesia bukan politik luar negeri yang transaksional. Menyikapi dinamika tersebut politik luar negeri Indonesia dijalankan secara konsisten berdasarkan prinsip bebas aktif, berkiblat kepada kepentingan nasional dan berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai mandat konstitusi,” ujarnya Menlu Retno Marsudi di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1/2024).
Sebelumnya, Anies sempat menyampaikan bahwa pola diplomasi Indonesia masih cenderung bersifat transaksional, alih-alih untuk pemenuhan tanggung jawab sebagai warga dunia. Hal itu disampaikan dalam Anies Baswedan dalam agenda yang dihelat Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada akhir tahun lalu.
“Jadi kami membayangkan ke depan ada pergeseran paradigma, dari yang lebih transaksional, dari yang lebih melihat ini sebagai hubungan yang bisa serba dihitung, menjadi sesuatu yang value-based [berdasarkan nilai] dan smart power [kekuatan cerdas],” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Dalam kesempatan itu, Anies ingin membangkitkan kembali visi politik yang sama seperti di masa lalu, karena kebijakan luar negeri RI masih dianggap transaksional tersebut. Dia menyarankan agar Indonesia lebih berpartisipasi aktif dalam forum-forum dunia dan dalam upaya kemanusiaan, tanpa bertanya keuntungannya untuk negara.
IG