Channel9.id, Jakarta. Pemerintah mulai mengakselerasi persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 di tengah agenda besar lain: pemulihan bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah Sumatra. Kombinasi dua pekerjaan besar ini membuat Nataru tahun ini dinilai berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengatakan pemerintah tidak hanya fokus pada kelancaran layanan publik selama liburan, tetapi juga memastikan dukungan ekstra bagi daerah terdampak bencana. Ia mengingatkan bahwa potensi bencana hidrometeorologi masih tinggi berdasarkan proyeksi BMKG.
“Yang tahun ini agak lebih berat adalah bencana. Kita harus tetap mengantisipasi risiko bencana baru, sembari memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Pratikno dalam Rapat Koordinasi Persiapan Libur Nataru di Jakarta, Senin (8/12/2025).
Pratikno juga meminta kementerian/lembaga untuk memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah, khususnya dalam distribusi bantuan. “Nataru kali ini bukan standar seperti biasa. Kita juga harus memberikan dukungan ekstra kepada wilayah-wilayah terdampak.”
Di sektor pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan ketersediaan 11 komoditas pokok berada pada level aman.
Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy menjelaskan bahwa proyeksi neraca pangan akhir 2025 menunjukkan ketahanan stok yang kuat. “Sebelas bahan pokok penting menjelang Nataru aman,” ujarnya.
Rincian stok akhir 2025:
Beras: 12,5 juta ton
Jagung: 4,5 juta ton
Kedelai: 91 ribu ton
Bawang merah: 52 ribu ton
Bawang putih: 58 ribu ton
Cabai besar: 63 ribu ton
Cabai rawit: 49 ribu ton
Daging sapi/kerbau: 58 ribu ton
Daging ayam: 231 ribu ton
Telur ayam ras: 74 ribu ton
Gula konsumsi: 1,43 juta ton
Dengan kebutuhan konsumsi bulanan beras sekitar 2,599 juta ton, stok saat ini dapat bertahan hingga hampir lima bulan. Jagung diperkirakan mencukupi konsumsi hingga 3,5 bulan pada awal 2026.
Kepala Bapanas sekaligus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan kuatnya stok beras nasional menjadi fondasi stabilitas pangan, baik jelang Nataru maupun dalam situasi darurat.
Pemerintah, melalui penugasan ke Perum Bulog, telah menyiapkan 34 ribu ton beras dan 6,8 juta liter minyak goreng untuk tiga provinsi terdampak bencana: Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar).
Rinciannya:
Aceh: 10.614 ton beras, 1.954 ton minyak goreng
Sumut: 16.894 ton beras, 3.108 ton minyak goreng
Sumbar: 6.795 ton beras, 1.250 ton minyak goreng
Selain itu, Bulog juga ditugaskan menyalurkan 5,33 ribu ton CBP untuk bantuan bencana bagi 1,56 juta jiwa di tiga wilayah tersebut.
Sarwo memastikan stabilisasi pasokan dan harga 11 komoditas pokok terus dikawal bersama Satgas Pangan Polri. “Alhamdulillah sampai saat ini harganya relatif stabil,” ujarnya.
Data Indeks Perkembangan Harga (IPH) dari BPS menunjukkan:
Minyak goreng: berada pada level harga tinggi.
Cabai rawit: memiliki persentase IPH tertinggi.
Beras, gula, bawang putih, telur ayam ras: berada pada level harga sedang dengan volatilitas rendah.





