Channel9.id-Jakarta. Kewajiban mengenakan masker di masa pandemi COVID-19 ini diharapkan mampu mencegah penularan virus COVID-19. Virus ini bisa menular melalui droplet di udara, seperti saat bersin, batuk, atau berbicara. Adapun mengenakan masker bisa mencegah droplet keluar dari mulut dan hidungmu, dan juga mencegah droplet dari orang lain masuk ke mulut dan hidungmu.
Namun, bagaimana kita tahu apakah masker efektif atau tidak? Kemudian bagaimana kita tahu bahwa kita telah melakukan kontak dengan orang yang sudah tertular virus corona penyebab COVID-19?
Hal itu memang sulit dijawab. Namun, para peneliti di Universitas Kyoto telah mengembangkan masker yang bisa menjawabnya. Masker ini terbuat dari antibodi burung unta, yang ketika ditempatkan di bawah sinar UV, akan bersinar. Sinar ini menunjukkan bahwa seseorang telah terpapar virus corona.
Dalam mengembangkan inovasi itu, para peneliti menyuntikkan burung unta dengan protein lonjakan virus, sebelum mengekstrak antibodi dari kuning telur burung. Para peneliti kemudian mengikatnya ke filter di masker menggunakan asam polilaktat.
“Jika infeksi virus bisa dideteksi dengan memasang filter mulut yang membawa antibodi burung unta dalam ‘masker sekali pakai’ yang digunakan setiap hari di dunia, orang yang terinfeksi tanpa gejala seperti penyebar super bisa diobati pada tahap awal,” jelas peneliti utama Yasuhiro Tsukamoto, ketika ditanya perihal kegunaan masker, dikutip dari Ubergizmo (20/1).
Lebih lanjut, belum jelas apakah para peneliti itu akan membuat dan menjual masker itu secara luas. Namun, Tsukamoto berharap teknik tersebut bisa diterapkan pada virus lain juga, yang berarti bahwa setelah pandemi ini berlalu, itu masih bisa digunakan di dunia.
(LH)