Channel9.id-Jakarta. Belakangan ini, penambahan kasus harian COVID-19 melambat. Ini memang kabar baik, namun di lain sisi, ada kekhawatiran kasus akan kembali melonjak dan gelombang ketiga pandemi muncul.
Sebagaimana diketahui, risiko penyebaran COVID-19 semakin meningkat seiring tingginya mobilitas masyarakat—seperti yang terjadi pada Juli lalu, di mana momen libur Lebaran terjadi peningkatan mobilitas.
“Belajar dari sebelumnya, beberapa kali lonjakan kasus COVID-19 di Tanah Air terjadi setelah melewati libur panjang yang mengakibatkan mobilitas dan kerumunan orang meningkat,” kata Tri Yunis Miko, Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), dikutip pada Selasa (28/9).
Tri mengingatkan masyarakat Indonesia akan bahaya hal itu, mengingat sebentar lagi ada momen Natal dan Tahun Baru yang memungkinkan peningkatan mobilitas masyarakat. Ia menambahkan, vaksinasi COVID-19 belum mencapai 50% target saat momen itu tiba, risiko gelombang ketiga COVID-19 semakin besar.
Menurutnya, meski sudah mencapai target 50%, risiko tetap meningkat jika mobilitas masyarakat tak dibatasi.
“Prediksi Desember-Januari itu kemungkinan puncak ketiganya,” tandasnya. Ia memprediksi lonjakan kasus akan terjadi selambat-lambatnya pada Maret 2022.
Lebih lanjut, Tri juga menegaskan bahwa protokol kesehatan wajib tetap diterapkan kendati kondisi COVID-19 RI sudah membaik.
“Pandemi belum usai, potensi lonjakan kasus masih bisa terjadi. Karenanya tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan,” imbuhnya.
(LH)