Channel9.id – Jakarta. Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB Joko Pamungkas menyatakan, virus corona termasuk SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19, ditularkan dari satwa liar ke manusia.
Ia menilai, satwa liar memang menjadi sumber penyakit menular baru terbanyak, seperti wabah PERS dan MERS.
“Virus corona adalah contoh lain dari patogen yang berasal dari hewan, dan bisa menular ke manusia. Sebagian besar virus tersebut menginfeksi hewan, tapi beberapa virus lain ditransmisikan pada manusia.” kata Joko dalam diskusi daring ‘Bersama Virologist, Mengenal Lebih Dekat Covid-19’ yang digelar DPP GMNI, Jumat (8/5).
Joko menjelaskan, ada tiga kelompok satwa yang menularkan paling banyak penyakit pada manusia. Tiga kelompok tersebut adalah kelelawar, hewan pengerat, dan primata.
“Sebagai contoh, wabah Ebola berkaitan dengan kebiasaan berburu atau pemanfaatan beberapa spesies kelelawar yang membawa virus. Deforestasi juga berkaitan dengan virus Ebola, karena kontak manusia yang semakin dekat dengan satwa liar,” ujar Joko.
Menurut Joko, ada beberapa hal yang menjadi pemicu penularan penyakit dari satwa liar ke manusia. Satu di antaranya adalah kerusakan ekosistem alam yang disebabkan aktivitas manusia.
“Bukanlah kebetulan kalau kerusakan ekosistem berkaitan dengan peningkatan yang signifikan terhadap jumlah penyakit menular. Ekosistem yang utuh memberikan perlindungan terhadap manusia. Penyakit menular baru seringkali disebabkan oleh kerusakan ekosistem alam dan perubahan aktivitas manusia,” kata Joko.
“Antara lain deforestasi, perubahan industri pertanian, degradasi habitat, dan fragmentasi habitat. Semuanya mendekatkan satwa liar pada manusia. Ini berkaitan dengan naluri mereka untuk bertahan sehingga menginvasi lingkungan lain dan pemukiman,” lanjut Joko.
Kendati demikian, Joko menyatakan, manusia bisa hidup nyaman dengan satwa liar asal tak mengusiknya.
“Kita harus bisa hidup berdampingan secara aman. USAID telah mengeluarkan booklet bagaimana cara hidup berdampingan dengan kelelawar. Bagaimana jika kelelawar masuk ke rumah, atau bersarang di pohon dekat tempat tinggal kita,” tutur Joko.
(Hendrik)