Channel9.id – Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal pentingnya air bagi kehidupan manusia saat membuka acara World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Senin (20/5/2024).
Jokowi menerangkan, di tahun 2050 nanti, sebanyak 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi paling rentan mengalami kekeringan.
“Tanpa Air tidak ada makanan, tidak ada perdamaian, tidak ada kehidupan. No water, no life, no growth. Oleh sebab itu, air harus dikelola dengan baik karena setiap tetesnya sangat berharga,” ujar Jokowi, dilihat dari tayangan Youtube 10th World Water Forum.
Jokowi lantas menjelaskan kondisi Indonesia yang kaya kearifan lokal dalam pengelolaan air, mulai dari sepanjang garis pantai, pinggiran, aliran sungai hingga tepian danau.
“Masyarakat kami memiliki nilai budaya terhadap air, salah satunya adalah sistem pengairan Subak di Bali yang dipraktikkan sejak abad ke-11 yang lalu dan diakui sebagai warisan budaya dunia,” beber Kepala Negara.
Jokowi kemudian menyinggung tema “Air Bagi Kemakmuran Bersama” di acara tersebut.
Menurut dia, hal tersebut dapat dimaknai menjadi 3 prinsip dasar.
“Yaitu menghindari persaingan, mengedepankan pemerataan, dan kerja sama inklusif serta menyokong perdamaian dan kemakmuran bersama. Di mana, ketiganya hanya bisa terwujud dengan sebuah kata kunci, yaitu kolaborasi,” tandasnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin langsung pembukaan WWF yang diikuti para kepala negara yang hadir sekitar pukul 08.30 Wita. Setelah itu, Presiden Jokowi memulai pertemuan terkait persoalan air dan sanitasi global.
Para pemimpin dunia yang hadir dalam high level meeting (HLM) tersebut, antara lain Perdana Menteri (PM) Tajikistan Qohir Rasulzoda, Presiden Sri langka Ranil Wickremesinghe, Presiden Fiji Wiliame Maivalili Katonivere, Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Haji Fadillah Bin Haji Yusof, dan Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso.
Pertemuan juga akan diikuti oleh Presiden World Water Council (WWC) Loïc Fauchon, Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dennis Francis, mantan Presiden Hungaria Janos Ader, utusan khusus Prancis Barbara Pompili, dan utusan khusus Belanda Meike van Ginneken.
Pada hari yang sama, digelar pula Parliamentary Meeting yang dihadiri Puan Maharani dalam kapasitasnya sebagai Ketua Inter-Parliamentary Union (IPU).
Seusai pertemuan-pertemuan tersebut, para kepala negara, delegasi, dan peserta WWF dijadwalkan berkunjung ke kawasan mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) I Gusti Ngurah Rai. Rangkaian hari ketiga akan ditutup dengan Cultural Parade di Bali Collection, Nusa Dua, sekitar pukul 16.30 Wita.
HT