Channel9.id-Jakarta. Presiden Joko Widodo menyampaikan inflasi Indonesia yang terkendali saat ini di kisaran 3,5 persen (year on year/yoy) karena upaya pemerintah menahan kenaikan harga bahan bakar minyak, gas dan juga listrik. Saat ini harga komoditas energi dan pangan meningkat di pasar global. “Patut kami syukuri karena kami tahan (harga) Pertalite, tahan gas, tahan listrik. Begitu kami ikutkan ke harga keekonomian, pasti inflasi akan mengikuti,” ujarnya, Selasa, 24 Mei 2022.
Presiden mengatakan laju inflasi di Indonesia masih terkendali meski pasar komoditas global dihantui ketidakpastian setelah meningkatnya eskalasi militer di Ukraina. Inflasi di Indonesia, kata Presiden, lebih terkendali dibanding negara-negara lain seperti Amerika Serikat yang menyentuh 8,3 persen atau Turki yang mencapai 70 persen.
Jokowi mengutarakan saat ini terdapat dua isu besar yang timbul karena ketidakpastian global, yakni harga barang energi seperti BBM, gas dan listrik, serta harga barang pangan. Untuk BBM, Indonesia sudah menahan harga agar tidak meningkat sebagaimana yang terjadi di negara-negara lain. Hal itu karena pemerintah terus memberikan subsidi melalui APBN agar harga yang dikenakan ke masyarakat tidak meningkat.
Jokowi mengatakan di Singapura harga BBM sudah Rp32.400 per liter, Jerman Rp31.800 (per liter), Thailand Rp20 ribu per liter. “Kita (Indonesia) Pertalie masih Rp7.650, Pertamax Rp12.500, yang lain sudah jauh sekali, kenapa harga masih seperti ini ya karena kita tahan terus,” ujarnya.
Oleh karena itu, Presiden meminta pemerintah pusat, daerah dan juga BUMN untuk mengoptimalkan belanja pada produk-produk dalam negeri. Dia berharap belanja APBN, APBD dan BUMN dapat terserap kembali untuk mengungkit daya beli masyarakat dan membuka lapangan kerja sehingga dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi.
“Betul-betul harus kita pegang erat agar pemanfaatannya bisa fokus pada apa yang kita tuju karena uangnya gede sekali APBN kita Rp2.714 triliun dan APBD kita Rp1.197 triliun ditambah dengan BUMN,” kata Jokowi.