Channel9.id – Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah memerintahkan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md untuk mengatasi ratusan pengungsi Rohingya yang masuk di sejumlah pesisir Provinsi Aceh sejak pertengahan November 2023.
Selain Mahfud, Jokowi juga telah menginstruksikan pemerintah daerah setempat serta Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini.
“Saya telah memerintahkan kepada Menko Polhukam untuk menangani bersama-sama dengan daerah, bersama-sama dengan UNHCR,” kata Jokowi di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/12/2023).
Untuk diketahui, hampir 200 orang pengungsi Rohingya tiba dengan perahu di Provinsi Aceh pada Selasa, 14 November 2023. Ratusan orang yang mayoritasnya terdiri dari perempuan dan anak-anak itu terdampar di Pantai Kemukiman Kalee, Gampong Batee, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh.
Per akhir November 2023, pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh sudah ditempatkan sementara di Lhokseumawe, dan tersisa hanya 507 orang dan tujuh orang kabur dari tempat penampungan.
Kemudian 341 orang di Kabupaten Pidie, tepatnya di Yayasan Mina Raya dan di Desa Kulee sebanyak 232 orang.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan Indonesia bukan merupakan pihak dari Konvensi Pengungsi 1951, yang mewajibkan negara-negara yang telah meratifikasinya untuk melindungi pengungsi yang berada di wilayahnya sesuai dengan ketentuan konvensi. Sebanyak 146 negara menjadi pihak dalam konvensi dan 147 merupakan pihak dalam protokol.
“Indonesia tidak memiliki kewajiban dan kapasitas untuk menampung pengungsi, apalagi untuk memberikan solusi permanen bagi para pengungsi tersebut,” ujarnya dalam pesan singkat pada Kamis (16/11/2023).
Meskipun bukan menjadi salah satu negara yang meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951, Indonesia sudah sejak lama menampung para pengungsi dari berbagai negara. Berdasarka data UNHCR yang terbit pada awal tahun 2023, Indonesia menampung 12.805 pengungsi dari 51 negara. Sekitar 1.000 orang atau 8 persen di antaranya adalah pengungsi Rohingya.
Namun, sikap warga Aceh kini berubah. Mereka terang-terangan menolak gelombang warga Rohingya yang tiba. Salah satu alasannya adalah karena perilaku warga Rohingya yang dianggap meresahkan.
Selain tidak memiliki tempat penampungan, warga Aceh juga kesal dengan perilaku pengungsi yang tidak menjaga kebersihan dan mengindahkan norma-norma setempat yang berlaku. Banyak juga pengungsi sebelumnya yang kabur dari penampungan lokasi dan membuat onar, berkonflik dengan warga sekitar.
HT