Channel9.id-Jakarta. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengakselerasi konsolidasi industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR)/Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) untuk memperkuat ketahanan dan perluasan usaha bank tersebut. “Proses konsolidasi melalui enam strategi,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae, Kamis, 23 Februari 2023.
Berdasarkan Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Jasa Keuangan (UU P2SK), bank perkreditan rakyat (BPR) berubah nama menjadi bank perekonomian rakyat.
Enam enam strategi tersebut adalah mendorong penggabungan usaha dengan kepemilikan yang sama, membentuk holding group bagi bank dengan kepemilikan yang sama, dan mendorong pembentukan anchor bank BPR/BPRS milik pemerintah daerah.
Strategi berikutnya adalah memberikan perintah penggabungan usaha bagi BPR/BPRS yang tidak mampu menjaga kelangsungan usaha, mendorong likuidasi sendiri (self liquidation) yang pemiliknya tidak memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengembangkan BPR. Kemudian OJK menerapkan kebijakan exit policy terhadap BPR/BPRS yang memiliki kinerja buruk dan tidak memberikan kontribusi terhadap perekonomian khususnya di daerah.
Enam strategi akselerasi konsolidasi industri BPR/BPRS tersebut bertujuan untuk mempersiapkan industri bank perekonomian dalam menyambut perluasan kegiatan usaha sebagaimana diamanatkan dalam UU P2SK.
Jumlah BPR/BPRS se-Indonesia tercatat 1.608 bank per Desember 2022, mengalami tren penurunan jumlah sejak 2015 yang tercatat sebanyak 1.800. Penurunan 192 BPR/BPRS tersebut dipengaruhi oleh proses konsolidasi, pencabutan izin usaha dan likuidasi sendiri.
Total aset industri BPR/BPRS sampai Desember lalu tumbuh 9,14 persen menjadi Rp202,46 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp185,50 triliun.
Pertumbuhan total aset BPR ditopang oleh DPK yang tumbuh sebesar 9,17 persen secara year on year. Sedangkan penyaluran dana kredit tumbuh 11,81 persen dan telah melebihi tingkat pertumbuhan pra-pandemi Covid-19 yang tercatat sebesar 10,85 persen.
Market share industri BPR didominasi 95 BPR/BPRS dengan modal inti di atas Rp50 miliar dengan total aset agregat mencapai 42,08 persen dari total aset industri . Adapun BPR dengan total aset tertinggi telah mencapai Rp10,14 triliun.