Channel9.id-Myanmar. Polisi di Myanmar telah telah menguasai beberapa rumah sakit dan universitas dan dilaporkan telah menahan ratusan pengunjukrasa. Sementara koalisi tenaga kerja menyerukan unjuk rasa besar-besaran pada hari Senin (8/03/2021).
Tensi tinggi di kota terbesar di Myanmar, Yangon, pada Minggu malam, dimana suara tembakan-tembakan dapat terdengar di beberapa area setelah lewat dari jam 8 malam. Suara yang diduga merupakan suara flashbang juga terdengar di beberapa video yang beredar di Internet.
Baca juga : Berebut Kursi Perwakilan Myanmar di PBB
Suara dari beberapa tembakan tersebut dekat dengan rumah sakit, dimana ada laporan beberapa warga sekitar mencoba untuk menghadang jalur masuk polisi dan tentara.
Pasukan junta militer sebelumnya menargetkan fasilitas kesehatan beserta para pekerjanya, menyerang ambulans dan para petugas kesehatan di dalamnya. Adanya pihak kepolisian di rumah sakit dikhawatirkan pihak otoritas dapat menahan para pengunjukrasa yang masih terluka.
Kelompok Dokter Internasional untuk Hak Asasi Manusia mengutuk pendudukan militer di rumah sakit. Dikutip dari pernyataannya “terkejut dengan tindak kekerasan yang dilakukan oleh Junta Militer Myanmar, termasuk invasi dan pendudukan rumah sakit umum dan kekerasan yang berlebihan terhadap warga sipil”.
“Jika masih belum jelas sebelumnya, sekarang sudah sangat jelas: Junta militer Myanmar tidak akan berhenti melanggar HAM warga Myanmar sampai negara-negara luar bertindak dengan tegas untuk mencegah dan menangkap mereka yang bertanggungjawab atas tindakan tidak masuk akal ini,” tambahnya.
Dilaporkan pasukan bersenjata masuk dan berencana untuk menduduki Rumah Sakit Umum Yangon Barat dengan paksa. Laporan lain mengatakan Rumah Sakit Umum Yangon, Rumah Sakit Spesialis Okkalapa Waibagi Utara, Rumah Sakit Wanita dan Anak-anak Okkalapa Selatan, Rumah Sakit Umum Yangon Timur, dan Rumah Sakit Wanita Pusat saat ini sedang dikuasai oleh junta militer.
(RAG)