Channel9.id, Jakarta – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, mengungkapkan target ambisius untuk melipatgandakan nilai perdagangan Indonesia–Amerika Serikat dari US$40 miliar menjadi US$80 hingga US$120 miliar dalam empat tahun ke depan. Hal ini disampaikannya seusai lawatan ke sejumlah pengusaha dan institusi bisnis AS pada 30 April–7 Mei 2025.
Menurut Anindya, kondisi geopolitik dan perang dagang yang membuat AS menahan impor dari China menjadi celah strategis yang bisa dimanfaatkan Indonesia.
“Kalau kita menyiasatinya dengan benar, dalam dua-tiga tahun bisa naik jadi US$80 miliar. Dalam empat tahun bisa menembus US$120 miliar, setara dengan volume perdagangan kita dengan China,” jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Saat ini, total ekspor Indonesia ke AS berada di kisaran US$25 miliar, sementara impor dari AS tercatat US$13 miliar, menghasilkan nilai perdagangan sekitar US$38 hingga US$40 miliar. Pemerintah Indonesia juga berencana menyeimbangkan neraca perdagangan dengan mengimpor komoditas strategis dari AS senilai US$18 miliar, termasuk minyak dan gas, gandum, kedelai, kapas, hingga pesawat.
Kebutuhan terhadap bahan pangan berprotein tinggi seperti susu dan daging juga menjadi agenda penting, mengingat program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah. Komoditas ini berpotensi menjadi bagian utama dalam ekspor AS ke Indonesia.
Di sisi lain, Indonesia berencana meningkatkan ekspor barang bernilai tambah ke AS, seperti alas kaki, garmen, elektronik, dan karet, yang menurut Anindya berpotensi menyumbang tambahan US$10 miliar dalam waktu dekat.
Kadin juga menjalin kerja sama langsung dengan mitra dagang strategis AS seperti US Dairy Export Council dan National Milk Producers Federation guna memperluas impor susu dengan harga kompetitif. Selain itu, pembicaraan dengan Cotton Council AS membuka peluang ekspor tekstil Indonesia dengan tarif preferensial ke pasar AS.
“Kalau kapas dari mereka masuk, dan kita kirim balik dalam bentuk tekstil, wajar kalau kita minta tarif ekspor ke AS bisa 0% atau mendekati itu. Itu fair,” ujarnya.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Kadin optimistis bahwa hubungan dagang Indonesia–AS bisa berkembang jauh lebih kuat dan seimbang, memanfaatkan celah dari perubahan lanskap global.