Channel9.id – Jakarta. Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan penggeledahan dan penyitaan aset milik tiga perusahaan yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi ekspor minyak goreng. Aset yang disita itu di antaranya berupa 14 ribu hektare tanah dan uang sekitar Rp 9,4 miliar yang disita.
Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana mengatakan penggeledahan dilakukan pada Kamis (6/7/2023). Ada tiga lokasi yang digeledah di Medan, yakni Kantor PT Wilmar Nabati Indonesia atau Wilmar Group (WG), Kantor Musim Mas atau Musim Mas Group (MMG), dan Kantor PT Permata Hijau Group (PHG).
“Adapun penyitaan dan penggeledahan dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Nomor: PRINT-1334/F.2/Fd.1/07/2023 tanggal 5 Juli 2023,” kata Ketut kepada awak media, Sabtu (8/7/2023).
Ketut menjelaskan, dari Musim Mas Group, penyidik menyita 227 bidang tangah seluas 14.620 hektare.
Sementara dari Wilmar Group, penyidik menyita 625 bidang tanah dengan luas 43,32 hektare. Adapun dari Permata Hijau Gorup, penyidik menyita 70 bidang tanah seluas 23,7 hektare. Selain itu, dari perusahaan yang sama Kejagung juga menyita uang pecahan Rupiah dengan jumlah Rp 385 juta, US4 435.200, 52 ribu Ringgit Malaysia dan Sin $ 250.450.
“Penyitaan dan penggeledahan dilaksanakan terkait dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya pada industri kelapa sawit dalam Januari 2022 sampai dengan April 2022,” ucapnya.
Ketut mengatakan aset dan uang itu akan dijadikan barang bukti dalam penyidikan kasus kelangkaan minyak goreng yang tengah disidik oleh Kejagung.
Sebelumnya, Kejagung menetapkan tiga tersangka korporasi terkait kasus dugaan korupsi ekspor CPO atau bahan baku minyak goreng. Ketiganya adalah Wilmar Group, Permata Hijau Group, dan Musim Mas Group.
“Saya lanjutkan untuk perkara yang kedua, saya sampaikan berdasarkan putusan Mahkamah Agung yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap dan inkrah di perkara minyak goreng. Jadi penyidik Kejaksaan Agung, pada hari ini juga menetapkan 3 korporasi sebagai tersangka,” kata Ketut kepada wartawan, Kamis (16/5/2023).
“Saya bacakan aja biar nggak salah ya, yaitu korporasi Wilmar Group, yang kedua korporasi Permata Hijau Group. Yang ketiga korporasi Musim Mas Group,” tambahnya.
Perbuatan mereka telah membuat kerugian negara sebanyak Rp 6,047 triliun dalam persetujuan penerbitan izin crude palm oil. Mereka juga didakwa merugikan perekonomian negara sebanyak Rp 12,31 triliun.
Kerugian negara itu disebut Ketut sudah inkrah berdasarkan vonis terhadap para pelaku sebelumnya.
Adapun lima orang yang telah divonis bersalah dalam kasus korupsi ekspor CPO itu ialah mantan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Indra Sari Wisnu Wardhana; Weibinanto Halimdjati alias Lin Che Wei; Komisaris WNI, Master Parulian Tumanggor; Senior Manager Corporate Affair PT VAL, Stanley MA; dan General Manager (GM) Bagian General Affair PT MM, Pierre Togar Sitanggang.
HT