Hot Topic

Kasus KDRT di Perancis Tertinggi di Eropa

Channel9.id-Jakarta. Perancis berjanji untuk lebih berperan dalam memerangi kekerasan terhadap perempuan. Negara ini memiliki peringkat tinggi dalam hal kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Eropa.

Perdana Menteri Edouard Philippe memperkenalkan langkah-langkah baru untuk memerangi KDRT, termasuk rencana untuk merampas senjata api dari pasangan yang melakukan kekerasan.

Selain itu, bakal memberlakukan aturan bagi para pelaku pelecehan terhadap perempuan untuk menggunakan gelang pelacak elektronik,  menyediakan 1.000 rumah penampungan bagi korban pelecehan, dan melatih polisi lebih baik dalam menanggapi keluhan kekerasan.

“Keberhasilan dari upaya ini untuk memutus rantai kekerasan,” ujar Philippe sebagaimana dikutip dw.com, Senin (25/11).

Sekurangnya 117 perempuan meninggal dunia akibat KDRT yang dilakukan oleh pasangannya. Sementara pada tahun 2018, terdapat 121 korban KDRT meninggal dunia. Sejak Januari, sekitar 213.000 perempuan telah menjadi korban kekerasan fisik dan seksual.

Menanggapi tingginya kasus KDRT di Perancis, Presiden Emmanuel Macron menyebut tingginya kasus KDRT di negaranya sebagai “Rasa Malu Perancis”.

Selain di Perancis, unjuk rasa memprotes kekerasan terhadap perempuan terjadi di berbagai negara dalam menandai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.

Rasa frustasi yang timbul akibat meningkatnya jumlah perempuan yang terbunuh, biasanya oleh pasangannya, menginspirasi demonstrasi ini. Menurut catatan PBB, sekitar 87.000 perempuan dewasa dan gadis remaja telah terbunuh pada tahun 2017.

Di Spanyol, demonstasi diikuti oleh ribuan orang yang memprotes kekerasan terhadap perempuan yang berlangsung pada akhir pekan berlanjut hingga Senin (25/11). Pengunjuk rasa berbaris di jalanan Madrid untuk mengingat lebih dari 1.000 korban perempuan yang terbunuh akibat KDRT yang dilakukan pasangannya sejak 2003.

Unjuk rasa juga terjadi di Rusia, Sudan, Afrika Selatan dan negara lainnya. Di Istambul Turki, polisi bahkan hingga melakukan tindakan represif dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk menghalau sekitar 2.000 pengunjuk rasa.

Demonstrasi di Meksiko juga berubah menjadi rusuh, saat perempuan pengunjuk rasa yang menggunakan masker di Mexico City melempar palu ke jendela dan membakarnya.  Ibu kota Meksiko itu baru baru ini mengumumkan peringatan kekerasan perempuan sebagai respon atas tingginya angka pembunuhan terhadap perempuan korban KDRT.

KDRT menjadi isu yang intens di Meksiko, dimana lebih dari 9 perempuan terbunuh setiap harinya. Gelombang protes yang dikenal dengan Revolusi Glitter ini, setelah sejumlah perempuan pengunjuk rasa membuang glitter berwarna merah muda kepada Menteri Pertahanan.

Badan-badan internasional juga telah menanggapi gerakan protes ini. PBB memperingatkan, diperlukan aksi global untuk memerangi KDRT, dan kerja sama global antara polisi dan Interpol untuk membuat langkah-langkah dalam mendukung pencarian para pelaku kejahatan KDRT yang dicari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

70  +    =  72