Channel9.id-Jakarta. Dunia entertainment Indonesia melahirkan grup band yang tak hanya menghibur, tapi juga menyuarakan tentang fenomena zaman sekarang. Demikian dengan band Kataswara yang kembali menyapa pendengar dengan merilis single yang berjudul ‘Menyesal Baca Berita’. Sebuah lagu yang menangkap kegelisahan dan keputusasaan kolektif di tengah pusaran informasi yang kian bising.
Dirilis sebagai respons atas kejenuhan konsumsi berita, lagu ini hadir bukan sebagai amarah yang berteriak, melainkan sebagai keluhan lirih dari generasi yang merasa terlalu banyak tahu namun perlahan kehilangan denyut manusianya.
Berbeda dengan lagu protes yang sarat ledakan, lagu ‘Menyesal Baca Berita’ memilih nuansa hitam dan putih untuk menumpahkan rasa ‘muak, getir, dan kosong’ yang lahir dari rutinitas membaca dunia.
Kataswara menggambarkan fenomena ketika fakta kini sering kali terasa menjadi hiburan, sementara kesedihan berubah menjadi tontonan.
Lagu ini diposisikan Kataswara sebagai sebuah monumen kecil bagi kebingungan kolektif. Dalam rilis persnya, mereka menyebut lagu ini seperti asap yang tak mau hilang: samar, pahit, namun nyata di dada.
“Menyesal Baca Berita bukan tentang berita itu sendiri,” tulis Kataswara, beberapa waktu yang lalu.
“Melainkan tentang manusia yang perlahan lelah menjadi saksi,” lanjutnya.
Kelelahan ini diterjemahkan ke dalam aransemen musik alternative yang cerdas, bergerak dinamis di antara kesunyian dan ledakan emosional. Aransemen ini sengaja diciptakan untuk menghadirkan ruang bagi pendengar agar dapat berhenti sejenak, merenung, atau sekadar menarik napas dari rotasi dunia yang terasa tanpa arah.
Salah satu kekuatan utama lagu ini terletak pada kejujuran dan sarkasme dalam lirik. Kataswara mengajak pendengar menertawakan absurditas zaman melalui bait-baitnya yang puitis dan mengena.
“Buka mata, serasa tak ada kepala / Penguasa bersuara, tak lain hanya bercanda.”
Lirik tersebut menyoroti jurang antara janji kesejahteraan yang terdengar indah dengan realitas yang tidak jelas ditujukan untuk siapa.
Kataswara berpendapat bahwa membaca berita kini terasa seperti menatap cermin retak yang, ironisnya, tetap kita pandangi terus menerus.
“Kami hanya ingin jujur membaca berita hari ini bisa membuat siapa pun kehilangan kepala,” ungkap Kataswara, menekankan bahwa di balik segala yang kita ketahui, ada bagian dari diri kita yang perlahan ikut mati.
‘Menyesal Baca Berita’ adalah karya yang lahir dari kejujuran dan kelelahan murni.
Kataswara tidak menawarkan solusi, melainkan memberi ruang bagi pendengar untuk tertawa, menyesal, dan merenung bersama. Ini adalah sebuah doa sumbang bagi mereka yang masih percaya bahwa kebenaran bisa disuarakan dengan cara yang puitis, sarkastik, dan jujur.
Kontributor: Akhmad Sekhu





