Channel9.id-Tokyo. Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Maria Renata Hutagalung menegaskan, Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang senantiasa bekerja sama erat untuk memastikan kelancaran penempatan dan kualitas pendidikan kandidat Perawat dan Caregiver Indonesia ke Jepang. Citra positif yang dibangun peserta EPA selama 17 tahun terakhir, mendorong Pemerintah Indonesia dan Jepang untuk melanjutkan program ini dalam Protokol Perubahan IJEPA yang disepakati bulan Agustus 2024.
Hal itu disampaikan Maria dalam Simposium Memperingati Program Pengiriman Perawat dan Caregiver Indonesia ke Jepang dalam Skema Economic Partnership Agreements (EPA) yang ke-17, bertempat di AOTS Tokyo Kenshu Center, Tokyo, Minggu 29 September 2024.
Maria menyebut, kebutuhan Caregiver dan Perawat di Jepang terus menempati posisi tertinggi di antara sektor-sektor yang terbuka bagi pekerja asing. KBRI Tokyo, lanjutnya, kerap menerima berbagai konsultasi dan permohonan dari pemerintah daerah, asosiasi, dan pengelola panti di Jepang, mengenai perekrutan tenaga kerja dari Indonesia.
“Merupakan suatu kebanggaan bagi kami bahwa salah satu alasan peningkatan perekrutan tenaga kerja dari Indonesia, utamanya didasari oleh reputasi baik para caregiver dan perawat Indonesia yang ramah, telaten dan sigap dalam melakukan pekerjaan.” tambahnya.
Maria berharap, kedepan akan semakin banyak kandidat perawat dan caregiver Indonesia yang memanfaatkan program ini untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri. KBRI Tokyo menurutnya senantiasa mengedepankan pelindungan dan pembinaan seluruh WNI yang membutuhkan. Ia berpesan agar senantiasa mengikuti aturan yang berlaku di Jepang dan melakukan pembaharuan data di portal peduli WNI serta melakukan lapor diri bagi WNI yang belum melapor ke KBRI Tokyo.
Ketua Dewan Pengurus Luar Negeri (DPLN) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Mohamad Yusuf menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari KBRI Tokyo terhadap aktifitas perawat Indonesia di Jepang.
“PPNI DPLN Jepang selalu bersinergis dengan KBRI Tokyo, BP2MI, AOTS dan organisasi lain dalam melaksanakan berbagai kegiatan positif, seperti kegiatan rutin pemeriksaan kesehatan WNI, belajar bareng, baksos, seminar-seminar dll,” terang Yusuf.
Seminar yang digelar menghadirkan empat pembicara yaitu, Director Acceptance Support for Foreign Professional Department – Japan International Corporation of Welfare Services (JICWELS) Kiichi Inagaki; Professor, College of Arts and Science JF. Oberlin University Tokyo Akiko Asai; Registered Nurse / Kangoshi EPA 6 Ina Titi Wulandari; dan Careworker / Kaigofukushishi EPA 6 Lisa Yusida.
Kiichi Inagaki dalam materinya memastikan JICWELS selalu membuka pintu dan menggelar berbagai kegiatan untuk mensupport perawat dan caregiver di Indonesia. Seperti diskusi ketika mendapatkan permasalahan, kunjungan ke fasilitas kerja, konsultasi dalam bahasa Indonesia, pelatihan bahasa dan persiapan ujian nasional. JICWELS tambahnya, selalu menjalin komunikasi dengan pihak Indonesia, agar semakin banyak perawat Indonesia yang bisa datang ke Jepang.
Sementara itu Akiko Asai menjelaskan kepada para peserta simposium bahwa hasil penelitiannya selama 10 tahun menunjukkan perawat Indonesia mudah diterima oleh masyarakat Jepang dengan keramahan, keuletan dan kesungguhannya dalam bekerja.
Berdasarkan data per 1 Januari 2024, tercatat total peserta program EPA dari Indonesia berjumlah 3950 orang. Dengan perincian kandidat Careworker berjumlah 3196 orang dan kandidat Perawat berjumlah 754 orang.
Baca juga: KBRI Tokyo Dukung Penguatan Literasi dan Peningkatan Penguasaan Bahasa Indonesia