Channel9.id-Afghanistan. Bahkan sebelum pesawat terakhir AS meninggalkan Kabul pada Senin malam, suasana kota Kabul sudah berubah drastis semenjak Taliban kembali menguasai Afghanistan, Selasa (31/8/2021).
Sejauh ini, Taliban sudah berulang kali menuturkan kalau mereka akan lebih toleran daripada kepemerintahan mereka yang dulu terkenal dengan hukuman-hukuman di khalayak publik dan juga berbagai macam larangan terhadap rakyatnya terutama kaum perempuan.
Untuk kepemerintahan yang sekarang, mereka menyebutkan kalau aktivitas kebudayaan kini diizinkan asal tidak melanggar syariat Islam dan kultur Afghanistan.
Minggu lalu, pihak otoritas Taliban di Kandahar, tempat lahirnya organisasi tersebut, mengeluarkan kebijakan formal terhadap radio-radio disana untuk tidak menyetel musik dan melarang adanya penyiar perempuan, namun untuk daerah lainnya tidak ada peraturan seperti ini.
Di berbagai macam kota di Afghanistan, gambar-gambar poster kecantikan sudah dihapus dan dicat ulang, celana jeans diganti dengan pakaian tradisional dan stasiun-stasiun radio mengganti lagu-lagu pop Hindi dan Iran dengan lagu-lagu patriotik jadul.
“Ini bukan berarti Taliban memerintahkan kita untuk berubah, kami hanya mengganti program-program kami agar Taliban tidak memaksa kami untuk tutup,” ungkapnya Khalid Sediqqi, seorang produser di sebuah stasiun radio di kota Ghazni.
“Lagipula saat ini kita sedang tidak dalam suasana yang cocok untuk hal yang senang-senang, kami semua saat ini masih shock. Saya bahkan tak yakin ada yang menyalakan radio saat ini,” ujarnya
Selama 20 tahun pemerintah Afghanistan yang didukung oleh negara-negara Barat, kota-kota di Afghanistan, termasuk ibu kotanya, dimegahi dengan suasana yang hidup. Beragam budaya populer berkembang disana, bahkan acara televisi ‘Afghan Star’ menjadi salah satu tontonan yang paling populer saat itu.
(RAG)