Techno

Kembangkan AI Demi Hasil Tes Covid-19 Keluar Lebih Cepat

Channel9.id-Jakarta. Indonesia disarankan untuk segera menggunakan metode dan alat baru dalam mendeteksi virus corona. Yakni, dengan mengandalkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelijen (AI) tanpa tes darah dan swab l.

Praktisi teknologi AI Karim Taslim menuturkan, saat ini telah berkembang metode baru berbasis teknologi untuk mendeteksi seseorang positif terinfeksi corona, yang tak kalah akurat dengan tes darah atau swab seperti di Cina.n”Dengan AI solution telah berhasil dikembangkan alat yang membantu analisis tes corona dan telah digunakan di Wuhan, Cina, dengan tingkat keberhasilan yang tinggi,” ujarnya, dikutip dari l Antara, Senin (6/4).

Kelangkaan alat tes Covid-19 terjadi di sejumlah negara, seperti Indonesia, Cina, dan Amerika Serikat. Terlebih, tes dengan tingkat akurasi tertinggi melalui swab, yang selama ini dilakukan, memerlukan waktu lama melalui uji laboratorium untuk mengetahui hasilnya. Oleh karenanya, Komisi Kesehatan Hubei di Cina mengaku tak lagi mengandalkan tes darah untuk mendeteksi Covid-19 yang hasilnya memakan waktu berhari-hari. Mereka kini menggunakan CT (computed tomography) scan, demi melihat secara langsung organ pasien yang diduga terjangkit Covid-19.

Alat baru berbasis AI itu, kata Karim, berpotensial diterapkan di Indonesia karena dapat dipasangkan ke CT scan, yang umumnya sudah dimiliki semua RSUD di seluruh Tanah Air. “Kecepatan pembacaannya hanya dalam hitungan 10 detik karena memang menggunakan teknologi Artificial Intelligence,” lanjutnya.

Alat itu diproduksi dengan nama pasar Axial AI (uAI Discover PNA) yang dikembangkan oleh Shanghai Research Center for Brain Science and Brain-inspired Intelligence bersama China Academic of Sciences, Neurobionix, dan Skymind Laboratory of Neurobionix Research.

Alat itu pun dikembangkan demi membantu tim medis mendiagnosis pasien dengan gejala COVID-19 secara lebih cepat. Axial AI juga dapat secara otomatis menganalisis hasil foto CT scan dalam waktu 10 detik dengan akurasi lebih dari 90%. “Sistem ini secara luas telah digunakan di seluruh Wuhan, Hubei, dan provinsi lain di Cina,” sambung Karim.

Bahkan rumah sakit khusus COVID-19 di Wuhan yakni Huo Shen Shan dan Lei Shen Shan Hospital telah menggunakan alat ini dengan tingkat kesuksesan yang tinggi.

Axial AI ini juga dapat membantu memonitor perkembangan dari pasien COVID-19 karena bisa membandingkan hasil foto CT Scan yang tersimpan di database dengan hasil foto scan terbaru dari waktu ke waktu. Selain itu, dalam waktu singkat dapat memberi kesimpulan apakah kondisi pasien membaik atau memburuk. Hal itu memungkinkan pasien mendapat penanganan lebih dini dan konsisten.

Alat yang bentuknya lebih kecil dari CPU dilengkapi monitor itu hanya perlu dipasangkan di CT scan untuk kemudian memindai bagian paru-paru pasien, dengan menggunakan kecanggihan AI dapat langsung diketahui hasil dari pola-pola yang terekam pada paru-paru dan ginjal pasien COVID-19 yang umumnya terganggu.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ditunjuk oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) sebagai koordinator percepatan pengembangan produk dalam negeri dengan mengembangkan teknologi AI, untuk mengatasi wabah Covid-19.

Kepala BPPT Hammam Riza menuturkan pihaknya siap memulai Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19) untuk memperkuat aspek lokal.

Hammam mengatakan, TFRIC19 memiliki rencana aksi cepat dengan lima target produk final. Pertama, Pengembangan Non-PCR Rapid Diagnostic Test. Kedua, Pengembangan PCR Test Kit, Laboratorium Uji PCR dan Sequencing. Target ketiga, penguatan sistem informasi dan aplikasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Keempat, Analisis dan Penyusunan Data Whole Genome COVID-19 Origin Orang Indonesia yang terinfeksi, dan kelima, Penyiapan Sarana Prasarana dan Penyediaan Logistik Kesehatan untuk Penguatan Kemampuan Penanganan COVID-19.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  1  =