Nasional

Kembangkan SDM Unggul, Nadiem Makarim Susun Lima Strategi Pembelajaran Holistik

Channel9.id Jakarta. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah menyusun lima strategi dalam menjalankan pembelajaran holistik demi mengembangkan sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang unggul.

“Sesuai arahan Presiden, pengembangan sumberdaya manusia Indonesia (SDM) unggul harus bersifat holistik. Tidak hanya literasi dan numerasi, tetapi pendidikan karakter memiliki tingkat kepentingan yang sama,” ujar Nadiem usai mengikuti Rapat Kabinet Terbatas melalui konferensi video di Jakarta, Jumat (3/4).

Dalam menyusun lima strategi tersebut, Nadiem menyatakan, tolak ukur yang digunakan ialah peningkatan nilai Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia. Sebagai metode penilaian internasional, PISA turut menjadi indikator dalam mengukur kompetensi siswa Indonesia di tingkat global.

Berdasarkan data Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), peringkat nilai PISA Indonesia pada 2018 adalah: Membaca (peringkat 72 dari 77 negara), Matematika (Peringkat 72 dari 78 negara), dan Sains (peringkat 70 dari 78 negara). Nilai PISA Indonesia juga cenderung stagnan dalam 10–15 tahun terakhir.

Demi meningkatkan nilai PISA Indonesia, Nadiem menjelaskan lima strategi.

Pertama, transformasi kepemimpinan sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah baru akan dipilih dari guru-guru terbaik. Selain itu, Kemendikbud akan mengembangkan marketplace bantuan operasional sekolah (BOS) online yang bertujuan mempermudah sistem administrasi sekolah.

“Marketplace BOS online bertujuan memberikan kepala sekolah fleksibilitas, transparansi, dan waktu meningkatkan kualitas pembelajaran,” imbuh Mendikbud.

Kedua, transformasi pendidikan dan pelatihan guru. Nadiem menyatakan, Kemendikbud akan melakukan transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) sehingga menghasilkan generasi guru baru. Pun akan mendorong munculnya sekitar 10.000 sekolah penggerak. Sekolah itu akan menjadi pusat pelatihan guru sekaligus katalis bagi transformasi sekolah-sekolah lain.

Strategi ketiga, mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa. Nadiem menjelaskan, strategi ini akan membuat kurikulum menjadi sederhana. Sehingga, lebih bersifat fleksibel dan berorientasi pada kompetensi. Selain itu, akan dilakukan personalisasi dan segmentasi pembelajaran berdasarkan asesmen berkala.

Keempat adalah standar penilaian global. Nadiem menginginkan, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) digunakan sebagai ukuran kinerja sekolah berdasarkan literasi dan numerasi siswa. AKM pun menggunakan tolak ukur dua kompetensi inti tes internasional dari PISA. Dua hal itu yakni Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS).

“Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar juga akan digunakan untuk mengukur aspek-aspek non-kognitif untuk mendapatkan gambaran mutu pendidikan secara holistik,” ungkap Mendikbud.

Terakhir, strategi untuk melakukan kemitraan dengan daerah dan masyarakat sipil. Nadiem menyatakan, kemitraan dengan Pemerintah Daerah akan dilakukan melalui indikator kinerja untuk Dinas Pendidikan.

Khusus masyarakat sipil, Kemendikbud mendorong ratusan Organisasi Penggerak untuk mendampingi guru-guru di Sekolah Penggerak, penggunaan platform teknologi pendidikan berbasis mobile dan bermitra dengan perusahaan teknologi pendidikan (education technology) kelas dunia.

Selain itu, Kemendikbud akan menggerakan puluhan ribu mahasiswa dari kampus-kampus terbaik untuk mengajar anak-anak di seluruh Indonesia sebagai bagian dari kebijakan Kampus Merdeka.

Nadiem berharap, lima strategi ini bisa membuat pelajar memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai pancasila.

“Berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu berakhlak mulia, mandiri, kebinekaan global, gotong-royong, kreatif, dan bernalar kritis,” tutup eks Bos Gojek itu.

(Hendrik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  5  =