Channel9.id – Jakarta. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memutuskan bakal membubarkan salah satu anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, yakni PLN Batu Bara. Namun, belum ada kepastian kapan perusahaan tersebut dibubarkan.
“Jadi, banyak pertanyaan mengenai PLN Batu Bara itu benar. Sekarang ini kami lagi kaji secara teknis untuk pembubarannya,” kata Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, dalam keterangan kepada media, Senin 17 Januari 2022.
Arya menambahkan, pihaknya saat ini masih melakukan sejumlah kajian sebelum akhirnya memutuskan pembubaran PLN Batu Bara.
Baca juga: Ekspor Batu Bara, Menteri ESDM: Bagi Produsen yang Penuhi 100 Persen DMO
“Kita perlu juga ya dihitung teknisnya, hitung asetnya seberapa banyak, harus ada prosesnya juga. Nanti dari sana baru kita ambil langkah untuk pembubarannya,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Menteri BUMN Erick Thohir bertekad melakukan transformasi di tubuh PLN pada tahun ini.
Sebelum PLN, Kementerian BUMN terlebih dahulu melakukan transformasi di Pertamina, Pelindo, Telkom, Bank-bank Himbara, dan Klaster Kesehatan.
“Salah satunya adalah tadi bagaimana kita akan juga me-review keberadaan PLN Batu Bara yang merupakan anak perusahaannya PLN. Jangan sampai ini jadi kepanjangan birokrasi lagi yang tidak penting,” kata Erick.
Di sisi lain, Erick menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PLN yang sedikit demi sedikit telah memperbaiki kinerja keuangan perseroan.
Mereka, kata Erick, sudah sanggup menekan capital expenditure (capex) atau belanja modal PLN hingga Rp24 triliun.
“Kan ini penghematan luar biasa. Lalu utang PLN turun dari Rp500 miliar menjadi kalau nggak salah Rp460 miliar. Jadi, sebenarnya kalau mau bisa, efisiensi harus terus dilakukan di seluruh BUMN,” ucap dia.
Oleh karena, itu, Erick meminta kepada seluruh Dewan Direksi dan Dewan Komisaris BUMN, termasuk PLN untuk serius bekerja agar bisa terus memberikan laba atau keuntungan bisnis bagi BUMN.
“Kita sudah membuktikan konsolidasi keuangan BUMN yang tadinya hanya Rp13 triliun, sekarang bisa untung Rp61 triliun. Jadi sebenarnya bisa kalau mau, karena itu saya mengharapkan yang namanya dewan komisaris dan dewan direksi harus benar-benar fokus bekerja, bukan fokus pencitraan, kerja yang benar nanti dapat apresiasi dari saya dan masyarakat,” beber Erick.
HY