Channel9.id-Jakarta. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar program Carbon Footprint Calculator/CFPC (jejak karbon) dan Carbon Offsetting (menukar emisi karbon) yang diyakini dapat meningkatkan reputasi serta kepercayaan publik terhadap sektor pariwisata Indonesia. “Program ini sebagai salah satu cara dalam mengatasi dampak perubahan iklim yang diakibatkan oleh kegiatan pariwisata,” ucap Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo, Rabu, 2 Maret 2022.
Menurut dia, kelestarian lingkungan merupakan aset yang paling berharga bagi pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Jika hendak mewariskan manfaat ekonomi dari sektor pariwisata kepada generasi masa depan, maka berbagai inovasi dan kolaborasi perlu diwujudkan secara cepat dengan konsep climate friendly tourism (wisata ramah iklim).
Baca juga: Dukung Pariwisata, Pemerintah Cadangkan Anggaran Rp 9,2 Triliun
Berdasarkan riset Nature Climate Change pada 2018, jejak karbon dari industri pariwisata dalam skala global menghasilkan delapan persen dari emisi karbon dunia, terutama dari sektor transportasi, belanja, dan makanan. “Hal ini tentunya menjadi perhatian bersama dan sudah seharusnya menjadi bagian dari tanggung jawab kami selaku pemangku kepentingan dari sektor pariwisata,” kata dia.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi Kemenparekraf dengan jejak.in dan Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC) diharapkan dapat menguatkan pemahaman seluruh pemangku kepentingan serta masyarakat mengenai perubahan iklim. Bersama jejak.in, pemerintah melakukan perhitungan emisi yang dihasilkan perjalanan wisata antara lain kategori penggunaan listrik dan bahan bakar transportasi.
Selain itu juga menawarkan program offsetting seperti menanam pohon bagi para wisatawan untuk memitigasi jejak karbon dari perjalanannya. Angela menyatakan pula bahwa program ini selaras dengan tema dan agenda G20 yang diusung oleh Indonesia selaku tuan rumah tahun 2022.
Dia mengatakan Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama. Tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan dengan tema “Recover Together, Recover Stronger.”
Adapun tiga agenda besar yang akan dibahas dalam G20 ialah sistem kesehatan global, transformasi ekonomi dan digital, serta transisi energi hijau atau energi terbarukan. “Sebagai sebuah sektor yang bergantung kepada keindahan alam, kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjaganya. Karena semakin lestari, pasti akan semakin memajukan sektor pariwisata dan menyejahterakan masyarakat,” ujar Angela.