Ekbis

Kepala BKPM: Aparat Jangan Persulit Investor

Channel9.id-Jakarta. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta aparat tidak mempersulit para investor untuk merealisasikan investasinya. Permintaan Bahlil itu disampaikan dalam kunjungannya ke Kawasan Industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah.

Dia mengatakan kedatangan ke IMIP unuk mengawa; investasi. “Ini (pandemi) masa sulit bagi seluruh pihak, baik itu pemilik modal maupun pekerjanya. Jangan sampai ada yang mempersulit investasi. Kami sudah punya kesepakatan dengan Jaksa Agung dan Kapolri. Jangan sampai ada aparat yang malah persulit investor di lapangan,” ujarnya, Senin, 20 Juli 2020.

Bahlil berharap meski pandemi Covid-19 belum usai, kegiatan perusahaan di Kawasan Industri Morowali tidak terhenti dan jangan sampai ada pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kawasan Industri Morowali didirikan pada 2013 di atas lahan seluas 2.000 hektare. Kawasan ini telah menyerap investasi sekitar US$ 126,5 juta yang memberikan lapangan pekerjaan bagi sekitar 40 ribu tenaga kerja Indonesia dan sekitar 4.000 tenaga kerja asing.

Terdapat 21 perusahaan yang berada di kawasan ini, diantaranya PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel, PT Dexin Steel Indonesia, dan PT Huayue Nickel Cobalt.

Dalam kunjungannya ke Morowali itu, Bahlil juga berkesempatan melihat maket rencana proyek laterit nikel dengan metode hidrometalurgi di PT Huayue Nickel Cobalt. Proyek tersebut merupakan pengolahan dan pemurnian laterit nikel dengan metode hidrometalurgi pertama di Indonesia, dengan luas lahan 188 hektare. “Izin proyek ini sebentar lagi akan masuk ke BKPM. Pemerintah daerah dan aparat setempat juga harus mendukung dan sama-sama menjaga investasi di sini. Apalagi ini merupakan magnet serapan tenaga kerja bagi daerah,” kata Bahlil.

Berdasarkan catatan Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi BKPM, realisasi investasi triwulan I 2020 di Provinsi Sulawesi Tengah untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp1,15 triliun dengan 92 proyek investasi. Sementara realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 345 juta (sekitar Rp4,9 triliun) dengan 72 proyek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =