Channel9.id-Afrika Selatan. Kepolisian Afrika Selatan telah menemukan 20 jenazah terduga penambang ilegal di dekat bekas tambang emas, Johannesburg, pada Kamis (17/6/2021).
Dalam pernyataannya, polisi masih menginvestigasi penyebab kematiannya dan menambahkan kalau jenazah tersebut ditemukan di dalam plastik putih dan terdapat bekas luka bakar yang parah.
“Seluruh jenazah diduga merupakan penambang emas ilegal yang biasa kita sebut zama-zama. Mereka biasa beroperasi di lubang kosong daerah Orkney dan Stilfontein, yang berjarak 200 km barat daya dari Johannesburg,” ungkap kepolisian Afrika Selatan pada pernyataannya.
Baca juga: Tingkat Kekerasan di Afrika Meningkat Selama Pandemi
Ribuan zama-zama yang berarti “mereka yang mencari keberuntungan” dalam bahasa Zulu, beroperasi di Afrika Selatan, menurut Komisi HAM Afrika Selatan (SAHRC). Kebanyakan dari mereka ada di Johannesburg, ibu kota Afrika Selatan.
Lima jenazah pertama ditemukan pada hari Senin dan 15 lainnya ditemukan pada hari Selasa, tutur juru bicara polisi Brigadir Sabata Mokgwabone kepada AFP pada hari Rabu. Kelompok pertama tersebut ditemukan di luar bekas terowongan tambang, lapor media lokal,. “Empat belas jenazah yang sudah membusuk lainnya ditemukan di sepanjang Jalan Ariston dekat rel kereta,” ucap Mokgwabone kepada Sunday Times.
Kebanyakan penambangan emas liar dilakukan oleh sindikat kejahatan. Pada sebuah laporan di tahun 2018 oleh Global Initiative Against Transnational Organized Crime, diestimasikan kalau Afrika Selatan mencapai kerugian sebesar 753 poundsterling (15 triliun rupiah) setahunnya. Pekerjaan penambangan ini sangatlah berbahaya dengan resiko cedera bahkan meninggal karena ancaman ledakan, asap beracun, reruntuhan terowongan sampai kekerasan geng.
Antara tahun 2012 dan 2015, lebih dari 300 penambang yang bekerja secara ilegal dalam penambangan ilegal sudah meninggal.
Penambangan ilegal tidak hanya terjadi di tambang bekas. Pada tahun 2009, sekitar 82 pria – yang diduga penambang ilegal meninggal setelah terjadi kebakaran bawah tanah di tambang milik Harmony Gold.
SAHRC mengestimasi kalau penambangan ilegal melibatkan sebanyak 30,000. Beberapa penambang menghabiskan waktu sampai enam bulan, menurut laporan The Guardian pada tahun 2019.
(RAG)