Hot Topic

Keraton Mbah Anang, Napas Budaya Jawa di Tanah Melayu

Channel9.id – Johor. Warisan diaspora Jawa abad ke-19 di Batu Pahat, Johor, Malaysia, bersiap menyambut misi diplomasi budaya dari Indonesia. Kompleks Keraton Mbah Anang yang berdiri di tengah hamparan perkebunan sawit, 100 kilometer dari Johor Bahru, akan menjadi panggung kegiatan tersebut.

Keraton dengan ornamen dan ukiran khas Jawa ini menjadi simbol kuat percampuran budaya Jawa dengan Semenanjung Melayu. Aroma budaya Melayu bercampur dengan lantunan tembang Jawa, menyapa setiap pengunjung dengan ukiran kayu bertuliskan: “Wit urip iku soko tanah Jawi, nanging budaya iki langgeng nganti tekan Malaysia.”

Pagelaran Wayang Golek Santri “Putra Satria Laras” dari Tegal akan dipentaskan di tempat ini pada Sabtu, 19 Juli 2025. Lokasi ini dikenal sebagai living museum komunitas Jawa di Malaysia yang menyimpan jejak sejarah migrasi orang Jawa.

Perjalanan dari Johor Bahru ke Batu Pahat memakan waktu sekitar 1,5 jam, menembus jantung sejarah diaspora Jawa di Semenanjung Melayu. Keraton Mbah Anang sendiri adalah saksi bisu gelombang migrasi besar-besaran orang Jawa ke kawasan ini pada era 1880-1900-an.

Dikutip dari catatan Johari Bin Paimin, penerus generasi ketiga, para leluhur mereka datang dari Ponorogo dan Jawa Timur sebagai kuli kontrak Belanda.
“Kakek buyut kami datang dari Ponorogo dan Jawa Timur sebagai kuli kontrak Belanda. Mereka membawa cangkul, kain lurik, dan wayang kulit. Di sini, kami bertahan dengan berladang sekaligus melestarikan budaya.”

Kini, keraton tersebut menjadi pusat aktivitas komunitas, dari pertunjukan rutin wayang kulit dan kuda lumping, kelas bahasa Jawa untuk generasi muda, hingga pertanian organik berbasis kearifan lokal. Pagelaran Wayang Santri ini digagas Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia.

Di balik pementasan tersebut tersimpan misi strategis untuk menyambungkan diaspora Jawa di Muar, Batu Pahat, dan sekitarnya dengan akar budayanya. Selain itu, acara ini bertujuan menunjukkan kesinambungan nilai Islam-Jawa melalui pementasan Wayang Golek Santri Putra Satria Laras.

Upaya ini juga dimaksudkan untuk membangun ekosistem seni dan memperkuat jejaring seniman lintas generasi di komunitas Jawa Malaysia. “Ini seperti pulang kampung,” ujar Ki Haryo Susilo Enthus Susmono, dalang yang akan membawakan Wayang Golek Santri dari Tegal.

Ia mengatakan, pementasan tersebut menjadi dialog antara seni tradisi dari Tegal dengan kearifan budaya Batu Pahat yang telah hidup ratusan tahun di Semenanjung Melayu. Pementasan Wayang Santri di Keraton Mbah Anang ini dipandang sebagai bentuk ziarah budaya, tempat gamelan Jawa akan kembali menggema di tanah yang pernah diinjak kakek-nenek perantau.

Untuk diketahui, pertunjukan Tour Wayang Golek Santri Malaysia 2025 digelar sebagai upaya mempererat hubungan diaspora Indonesia dengan masyarakat Malaysia. Acara ini ditujukan bagi diaspora Indonesia yang bermukim di Johor Bahru dan Kuala Lumpur, komunitas penggiat seni, serta pelajar dan akademisi yang tertarik pada budaya wayang.

Tour Wayang Santri ini akan digelar di empat kota, dimulai pada Sabtu (19/7/2025) di Keraton Mbah Anang, Johor Bahru, dilanjutkan pada Minggu, (20/7/2025) di Angsana Mall, Johor Bahru.

Kemudian pada Sabtu (26/7/2025) di Alamis Hotel, Kuala Lumpur dan ditutup pada Minggu (27/7/2025) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur.

Ki Haryo Susilo Enthus Susmono akan memimpin pementasan sebagai dalang muda milenial yang mengembangkan wayang golek santri dengan sentuhan dakwah Islam dalam kemasan seni tradisi.

Adapun acara ini terselenggara berkat dukungan sponsor dari BRI, BNI, Bank Mandiri, BSI, BPKH, Pupuk Indonesia, Pertamina Patra Niaga, Budi Agung Sentosa, dan Eiger Adventure.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

81  +    =  87